Langsung ke konten utama

PUNCAK FESTIVAL PEREMPUAN 2021 HUT KOMUNITAS IBU-IBU DOYAN NULIS (IIDN) ke-11, PELUANG LITERASI di DUNIA DIGITAL


Pertama kali mengikuti ajang puncak Festival Perempuan 2021 dalam rangka peringatan HUT ke-11 Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis via platform zoom, membawa atmosfer baru dan pengalaman tak terlupakan dalam perjalanan literasi saya selama ini. Betapa tidak, acara yang dikemas dalam sharing session dengan tiga narasumber hebat, yakni Damar Aisyah, Mugniar Marakarma, dan Wiwin Pratiwanggini ini memberikan support dan motivasi besar bagi perkembangan literasi khususnya bagi ibu rumah tangga seperti saya. Acara dibuka oleh Alfa Kurnia yang didapuk menjadi host. Berlanjut pada sesi selanjutnya yakni pemaparan laporan pencapaian IIDN oleh Widyanti Yuliandari, selaku ketua umum IIDN.

Widyanti Yuliandari

Mbak Wid, begitu ia disapa, menguraikan detail awal perjalanannya bergabung dengan komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Berawal di tahun 2017, tepatnya mendekati HUT IIDN ke-7 kala itu, ia diangkat menjadi ketua umum IIDN oleh Indari Mastuti, founder IIDN.


Dalam perjalanan kepengurusan di periode pertamanya, aktivitas komunitas tersebut hanya berada di skala sharing kecil dan sejumlah event-event menulis yang semuanya itu berjalan dengan sangat bersahaja dan apa adanya. 


Hingga di tahun 2020, ia meminta izin kepada Indari Mastuti untuk merombak struktur kepengurusan IIDN dalam rangka memberikan nyawa baru di komunitas tersebut. Salah satunya adalah dengan menambahkan divisi blog yang tugasnya adalah memperbaiki sosial media, mengingat sosial media layaknya etalase di era digital seperti sekarang ini. Tugas lainnya yakni membuat website IIDN dengan tujuan agar komunitas tersebut lebih dikenal oleh publik. Dan memang tidak membutuhkan waktu lama karena justru hal itulah yang membuka peluang digital bagi para blogger. Seperti adanya kerjasama dengan berbagai klien seperti Modena, Mondelez, Indosat, Asus Indonesia dan beberapa Kementerian di Indonesia. Berangkat dari hal itu, mbak Wid yakin bahwa ia berada di track yang benar.


Pencapaian lain yang mbak Wid raih  bertepatan dengan 11 tahun IIDN berkarya saat ini adalah terbentuknya tim desain yang bertugas menghasilkan desain, dan tim Mitra Jenama yang tugasnya membantu branding para penulis buku IIDN, dan memperkenalkannya ke ruang publik. 


Mbak Wid pun lantas menguntai satu harapan ke depannya, semoga dalam waktu dekat IIDN bisa memiliki tim marketing yang berperan dalam hal pendistribusian buku-buku para penulis member IIDN ke masyarakat luas.


"Dulu IIDN pernah menerbitkan ribuan buku bersama penerbit mayor. Namun masa ini berubah, bergerak, dan tak lagi sama. Sehingga diupayakan kekuatannya saat ini adalah dengan menggerakkan member komunitas yang berjumlah dua puluh dua ribu orang itu" - Widyanti Yuliandari


Indari Mastuti

Teh Indari, begitu sapaan hangatnya, dengan gaya bicaranya yang lugas dan straight to the point, mulai mengurai cerita bahwa ia mendirikan IIDN pada saat "Indscript", perusahaan agensi naskah miliknya berada dalam situasi bangkrut. Dalam sudut pandangnya, menulis bisa menjadi bisnis dan ladang penghasilan bagi para kaum perempuan. Dan memang, melalui tangan dinginnya membesarkan IIDN kala itu, lahirlah penulis-penulis baru yang bisa menghasilkan karya. Seperti Rozarianita,  Nunik Utami dan Fitria Cakrawati. 


"Tulisan adalah sesuatu yang paling abadi. Bila suatu hari nanti kita sudah tidak ada di dunia ini, maka yang mengekalkan kita adalah tulisan kita, buku-buku yang kita tulis" - Indari Mastuti


Sebagaimana tujuan awal terciptanya IIDN yakni tentang bagaimana perempuan itu saling terdorong untuk lebih hebat, lebih kuat, lebih luar biasa, lebih produktif dan lebih menghasilkan. Walaupun dalam kodratnya seorang perempuan adalah berada di rumah, namun itu bukan alasan untuk tidak produktif. 


"Kaki kalian mengakar kuat di rumah, tetapi tangan kalian merengkuh dunia seluas-luasnya" - Indari Mastuti


Damar Aisyah

Penulis dan blogger yang tinggal di Jakarta ini berkenalan dengan dunia blogging dan bergabung menjadi anggota IIDN di tahun 2016. Ia  menceritakan pencapaiannya bergabung dengan IIDN selama enam bulan yakni menjadi penulis di "Emak Pintar", dan menyelesaikan antologi perdananya yang bertajuk "Bangga Menjadi Ibu" yang terbit hingga dua seri.


Di tahun 2017, kesempatan lainnya mulai terbuka lebar. Ia juga belajar me-review produk bersama Widyanti Yuliandari, membeli domain (DamarAisyah.com) dan mulai mendapatkan penghasilan melalui menulis. Puncaknya adalah ketika ia mendapatkan kesempatan menjadi perwakilan DKI Jakarta dalam opening ceremony Asian Games. 


Hingga di tahun 2021 ini, salah satu impiannya terwujud kembali yakni menerbitkan buka solo dan sudah memasuki cetakan kedua, justru di saat pandemi melanda dunia. 


Damar meyakini bahwa nyawa menulisnya ada di  IIDN. Ia juga menyimpulkan bahwa ternyata kaum perempuan memiliki potensi dan bisa merangkul dunia melalui era digital


Tips peluang penghasilan di dunia kepenulisan  ala Damar Aisyah :

  • Konsisten menulis di blog

  • Memasang standar untuk pekerjaan yang dikerjakan

  • Memberikan yang terbaik untuk klien

  • Tidak segan berkomunikasi dengan klien terkait dengan project yang dikerjakan

  • Tetap menjaga komunikasi dengan klien, bahkan ketika project kerjasama telah selesai

  • Meng-upgrade keterampilan di bidang blogging

 


Mugniar Marakarma

Mugniar Marakarma memulai aktivitasnya di dunia blogging sejak tahun 2006, dan bergabung dengan  IIDN sejak tahun 2011. Ia didapuk menjadi koordinator IIDN wilayah Makassar sejak tahun 2013 menggantikan Erlina Ayu. Selain itu, ia juga aktif menulis di surat kabar. 


Dalam session sharing pada Puncak Acara Festival Perempuan 2021 lalu, ia memaparkan bahwa perempuan bergerak dalam dinamikanya melalui menulis. Ia merasa sebagian dirinya tumbuh bersama IIDN. Komunitas dalam sudut pandangnya adalah tempat belajar dan saling menyemangati, karenanya menulis merupakan proses yang sayang bila harus berhenti di tengah jalan. 


Ia berpendapat bahwa menulis juga bisa menjadi jalan pembuka pintu rezeki. Dan bila berbicara tentang job yang lebih spesifik dalam komunitas, ia menuturkan bahwa dalam menulis, lebih dari sekedar nominal jumlah yang ia terima. Melainkan ada tanggung jawab besar, integritas dan kepercayaan yang nilainya bersifat non material, yang bermakna jauh lebih besar dari nominal yang ia terima tersebut.


Tips peluang penghasilan di dunia kepenulisan ala Mugniar Marakarma :

  • Konsistensi besar peranannya, karena kebanyakan para klien memilih para blogger yang aktif dalam menulis

  • Peran komunitas dan hubungan dengan sesama blogger juga ikut andil di dalamnya

  • Penting untuk menentukan target dalam menulis


Wiwin Pratiwanggini

Wiwin Pratiwanggini adalah seorang freelance blogger sekaligus penulis produktif yang tinggal di Sleman, Jogjakarta. Ia juga berprofesi sebagai full time working mom yang bekerja di sebuah sekolah Internasional di Jogjakarta. Ia memulai aktivitas menulisnya di tahun 2007 dan mulai mengenal IIDN di tahun 2016. 


Beberapa pencapaian pun telah diraih oleh ibu dua anak ini. Di antaranya pada Februari 2019, ia melahirkan buku antologi pertamanya. Berlanjut kemudian di awal pandemi Covid-19, ia menyelesaikan project antologi buku bertajuk "Pulih", dan serunya dalam project tersebut, ada sesi training antologi kesehatan mental yang harus ia jalani. 


Masih di tahun 2020, dimana era Work From Home (WFH) gencar digaungkan pemerintah, ia terlibat dalam sebuah project kepenulisan dimana ia mampu menulis dua puluh naskah pada waktu itu, dan delapan belas naskah diantaranya sudah diterbitkan. Hingga di tahun 2021 ini, Wiwin kembali terlibat dalam sebuah project bertajuk "Semeleh".


Berbicara tentang IIDN, ia pun menguraikan pandangannya tentang komunitas tersebut. Wiwin senang bergabung dengan IIDN karena komunitas tersebut adalah komunitas pemberdayaan perempuan yang bersifat positif. Apalagi mengingat statusnya sebagai penyandang difabel, dimana berefek pada siklus mobilitasnya yang rendah, sehingga dunia menulis dan blogging menjadi pilihan yang tepat baginya. Ia menguntai satu harapan ke depannya, semoga ia bisa menginspirasi dan memberdayakan para perempuan lain di seluruh Indonesia.


Tips peluang penghasilan di dunia kepenulisan  ala Wiwin Pratiwanggini :

  • Aktif di komunitas

  • Menerima penawaran job dari klien, bila dirasa mampu memenuhi kualifikasi persyaratan yang ditentukan

  • Rasa percaya diri, termasuk di dalamnya adalah menjaga performance blog dan meningkatkan kemampuan diri dalam menulis secara teratur dan terstruktur

  • Memberikan yang terbaik berapapun besaran nominal yang diterima


Tips Membagi Waktu

Di sesi pertanyaan dari para audience, ada pertanyaan menarik tentang bagaimana caranya membagi waktu diantara kesibukan sehari-hari dan aktivitas sebagai blogger


"Pada awal bangun pagi, saya selalu memberikan waktu untuk diri sendiri, selain untuk Sang Pencipta tentunya. Waktu untuk dinikmati sendiri, baik itu sholat, meditasi atau aktivitas lain yang bisa membuat diri saya benar-benar menemukan "diri sendiri" . Karena itu akan menjadi energi yang kuat dalam menjalani hari ke depannya" - Widyanti Yuliandari


Mbak Wid juga memaparkan bahwa di sela waktunya mengajar, ia meminta waktu satu jam kepada para audience dan trainee untuk membaca pesan-pesan penting yang berhubungan dengan IIDN lantas kemudian berusaha memberikan feed back kepada pihak bersangkutan. Terakhir, ia juga menyampaikan bahwa untuk membagi waktu, penting untuknya membuat skala prioritas di dalamnya. Tiga prioritas utama yang dimaksud adalah keluarga, pekerjaan dan IIDN.


Senada dengan mbak Wid, teh Indari menambahkan bahwa salah satu tips untuk membagi waktu adalah dengan mengupayakan setiap hari untuk selalu produktif menulis. Menulis bisa dimana saja, salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi media digital bernama telegram.


"Kuatkan di mindset bahwa saya bisa mengalokasikan waktu untuk setiap hari menulis, apapun profesi saya, bagaimanapun situasi dan kondisi saya" - Indari Mastuti


Kuis Berhadiah & Pengumuman Pemenang Hadiah Wardah

Di akhir acara, masih ada keseruan lain tersaji di acara Puncak Festival Perempuan 2021. Sesi kuis bertabur hadiah yang disponsori oleh partner IIDN, Fibi Jewelry. Kemudian ditutup dengan pengumuman pemenang kompetisi bersama Wardah.


Nah, bagi yang belum berkesempatan hadir mengikuti zoom meeting dalam event spesial Puncak Festival Perempuan 2021 kemarin, jangan khawatir. Karena Anda bisa menyaksikan ulang tayangannya di channel YouTube Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN)

Selamat bertambah usia Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN)

Semoga selalu menjadi ruang bertumbuh bagi para perempuan pegiat literasi tanah air. Senantiasa menjadi oase di tengah keringnya kreativitas literasi diri. Salam baik. 😊💕



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SENANDIKA BLOG SEUMUR JAGUNG

  Seketika aku tampak seperti manusia gua. Aku baru saja tahu ada riuh di luaran sana kala netra memandang lekat pada almanak. Bulan Oktober hari ke 27, ternyata menjadi peringatan "Hari Blogger Nasional" . Berjuta pernyataan "baru tahu, oh ternyata, oh begini" memenuhi cerebrumku. Laun namun pasti, beragam pernyataan itu bersatu menembus lobus frontalku dan terkunci dalam satu pernyataan ringkas : "Masih ada kesempatan untuk  berbagi kesan dan memperingati. Lepaskan saja euforianya dan menarilah dalam aksara bersama para punggawa literasi lainnya" . And voila .. Hari ini di penghujung bulan Oktober tahun 2021, sebuah tulisan sederhana nan receh tersaji di sela waktu membersamai dua balita mungil tercinta. Tentu saja dalam keterbatasan yang asyik. Mengapa begitu?. Mengenang perjalanan blogging dan menuliskannya kembali di sini membuat satu per satu memori terbuka dan merangkak keluar dari dalam kotak pandora. Aku mulai memberanikan diri menginterpretasik

METAMORFOSA MIMPI

(Sumber foto : pixabay) 🍁 DESEMBER 2003 Tetiba rasa ini ada. Mulanya sebiji saja. Sejuta sayang, terlambat kusadari hingga tunasnya berkecambah penuh di dasar hati. Geletarnya terasa bahkan hingga hampir seribu malam sejak detik ini. Aku terjatuh lantas menaruh rasa. Tak ada lagi awan yang mengabu, sebab semua hariku seketika berwarna biru. Sesederhana itu geletar rasa, bisa merubah mimpi buruk menjadi sebuah asa. Bila kalian tanya apa dan bagaimana mimpiku, dengan lantang akan kujawab : DIA ❤. 🍁  FEBRUARI 2006 (Sumber foto : pixabay) Sayonara kuucapkan pada kisah lama. Bak plot twist roman picisan. Hari ini mimpiku sedikit bergeser ke dalam bentuk ekspektasi. Membahagiakan yang terkasih dengan penghidupan yang lebih baik. Iya, senyuman ibunda layak menjadi juara. Kukejar mimpi seperti mengejar bayanganku sendiri. Tak mengapa. Selagi aku terus berusaha menghunjamkan 'akar'nya hingga menembus jauh ke dalam tanah, bukankah sah saja bila aku memiliki mimpi yang menjulang tinggi

SEJAUH MANA KITA LIBATKAN ALLAH DALAM HIDUP KITA?

(Sumber foto : IG @ninih.muthmainnah) Masih terekam jelas dalam ingatan, peristiwa ketika si kecil tetiba terjatuh lantas mengalami kejang hingga tak sadarkan diri. Detik kala itu berlalu sangat cepat, bak sebuah adegan film dengan sekali aba-aba take action tanpa cut dari sang sutradara. Menutup lembaran tahun dalam nuansa yang jauh dari kata indah. Melewati puncak tantrum si kecil di sebuah rumah sakit. Bersamaan dengan pekik suara terompet membelah hening malam, pertanda tahun 2021 telah berlalu dan berganti dengan ucapan selamat datang tahun 2022. Serupa antitesis dalam sebuah fragmen kejadian yang harus dilewati secara bersamaan sekaligus. Satu hal yang membekas dari peristiwa di penghujung tahun lalu, ketika tak satupun jalan keluar kutemui, ternyata hanya di pintuNya-lah tak pernah kutemui jalan buntu. Aku merajuk mengulang pinta dan doa. Sembari menegakkan ikhtiar secara maksimal, kunikmati waktu melambungkan bait-bait doa dalam kepasrahan yang paripurna. Bahwa permata jiwaku