Langsung ke konten utama

SENANDIKA BLOG SEUMUR JAGUNG

 


Seketika aku tampak seperti manusia gua. Aku baru saja tahu ada riuh di luaran sana kala netra memandang lekat pada almanak. Bulan Oktober hari ke 27, ternyata menjadi peringatan "Hari Blogger Nasional". Berjuta pernyataan "baru tahu, oh ternyata, oh begini" memenuhi cerebrumku. Laun namun pasti, beragam pernyataan itu bersatu menembus lobus frontalku dan terkunci dalam satu pernyataan ringkas : "Masih ada kesempatan untuk  berbagi kesan dan memperingati. Lepaskan saja euforianya dan menarilah dalam aksara bersama para punggawa literasi lainnya". And voila.. Hari ini di penghujung bulan Oktober tahun 2021, sebuah tulisan sederhana nan receh tersaji di sela waktu membersamai dua balita mungil tercinta. Tentu saja dalam keterbatasan yang asyik. Mengapa begitu?.


Mengenang perjalanan blogging dan menuliskannya kembali di sini membuat satu per satu memori terbuka dan merangkak keluar dari dalam kotak pandora. Aku mulai memberanikan diri menginterpretasikan perjalanan rasa lewat jurnal daring yang memuat berjuta informasi ajaib bertajuk "BLOG" ini terhitung masih seumur jagung. Belum genap lima bulan dalam penanggalan masehi. Masih terlalu hijau bila dianalogikan dalam bilangan warna, pun masih terlalu dini untuk diberikan bekal makanan pendamping ASI bila perjalanan mengenal dunia blogging-ku dianalogikan seperti usia anak bayi. Tanpa bekal ilmu yang mumpuni, apalagi keahlian di sana sini. 


Berawal dari sebuah keterbatasan dan kebetulan. Itu poinnya. Terbawa candu saat mengikuti event giveaway dalam peringatan dirgahayu salah satu komunitas blogging tanah air hingga berhasil memenangi tiga event berhadiah buku antologi, membawaku masuk ke antah berantah belukar perbloggingan. Jangan tanya bagaimana terseoknya langkah menyusuri belantara literasi yang ternyata jauh lebih tak terukur luasnya dari apa yang ada dalam perkiraanku. Seketika aku merasa diri ini nothing. Bagaimana tidak, aku dibuat ternganga oleh kepiawaian para blogger, baik yang masih muda maupun senior dalam meramu aksara lantas menuangkannya ke dalam tulisan. Memiliki kesempatan bertamu mengunjungi blog mereka satu per satu, tulisan-tulisan sarat ilmu dengan performance blog yang memanjakan mata terabadikan semua di sana. Sempurna.


Kuhela napas sejenak dan menerawang pandangan. Minder sih, namun berpura-pura tegar bak seorang visioner, walaupun sebenarnya dalam hati juga berusaha terus menghunjamkan sebuah mantra sakti : "Jangan pernah menyesal bila perjuanganmu kelak hanya akan berujung pada epilog tragis dalam sebuah cerita, kalau kau terus saja meratapi kegagalanmu yang selalu bermuara pada rasa menyerah dan putus asa." Ya, karena memang tak ada satupun perjalanan lurus yang tak mendaki dan berbelok. Setiap panjang jalan selalu menawarkan kelok di bagian tengah ataupun ujungnya. Entah besok, lusa, bahkan kapan saja bisa kutemui itu semua. Pun dengan perjalanan literasi yang mereka lalui, pasti ada masa-masa berat yang dilalui hingga mereka bisa menghasilkan sebuah masterpiece istimewa hari ini. Bila kuibaratkan seperti itu.


Satu-satunya cara untuk bertahan dan kelak semoga bisa meneladani prestasi mereka adalah dengan terus berjalan, sejauh dan sesulit apapun medan yang harus dilalui. Practice makes perfect! Sederhananya seperti itu. Terus berlatih menulis tanpa tapi, dan bersiap kelak tulisanku akan menemukan jalan takdirnya sendiri. Sembari tidak abai untuk tak terlalu jumawa. Oleh karenanya, kuputuskan untuk bergabung dalam kelas blog sampai hari ini. Menimba ilmu literasi dari mereka yang lebih dahulu merasakan asam garam dunia aksara lantas menuangkannya ke dalam blogpost. 


Bila mengingat kembali perjalanan cerita yang kulalui selama lima bulan ini, ada rasa syukur pula yang tersirat. Karena dengan berbekal hobi menulis saja dengan teknik menulis yang bagiku masih jauh dari kata apik apalagi masuk dalam kategori ciamik, membawaku pada kesempatan memenangi beberapa lomba menulis artikel namun bukan dari jalur blogging. Lomba menulis artikel populer yang digagas oleh organisasi/yayasan yang bergerak di beberapa bidang, seperti lingkungan, kemanusiaan, agama serta literasi dimana kudapatkan informasinya di akun khusus lomba kepenulisan. Selain itu, beberapa kali Allah Maha Baik juga memberikanku kesempatan memenangi beberapa event giveaway yang tak jauh juga dari dunia kepenulisan. Lagi-lagi semua event yang kuikuti memberikanku banyak reward, seperti hadiah buku, merchandise, dan voucher belanja. 

Hadiah buku dari event-event kepenulisan

Kuhela napas panjang sekali lagi,  hamdalah terucap selalu. Memang masih dalam hitungan jari. Masih jauh panggang dari api bila dikomparasi dengan pencapaian para sahabat blogger yang telah malang melintang meramu aksara di dunia blogging.  Karena bahkan sampai hari ini, aku masih terbata belajar mengeja tentang istilah domain, SEO, adsense, niche, dan sebagainya. Tetapi tak mengapa. Bukankah menulis adalah tentang mengulang, berlatih dan terus belajar? Mungkin saja hari ini aku gagal lagi, tetapi besok adalah milik siapa saja yang Ia kehendaki. Bukankah bila kita  memiliki mimpi yang menjulang tinggi ke atas langit, perlu akar yang menghunjam jauh ke dalam tanah? Berkaca dari sana, sampai hari ini aku juga masih terus belajar untuk menghunjamkan rasa rendah hati agar selalu membumi menapak lewat karya yang tak seberapa, meski sesekali harus melewati masa-masa gulita nan senyap. Berharap dalam setiap barisan kata yang tersaji akan membawa hikmah bagi siapa saja yang membacanya.



Selamat Hari Blogger Nasional untuk seluruh para sahabat blogger di tanah air. Terima kasih telah menjadi cakrawala inspirasiku dalam berkarya. Menjadi pendar-pendar semangat yang terus menyala meski sesekali pendarnya meredup tertiup angin bernama writer's block. Namun bukan hambatan untuk benderang kembali seperti lentera. Salam literasi. Salam baik.



(Artikel ini diikutsertakan dalam Kontes Blog #SuperBercerita Surat Untuk Indonesia yang diselenggarakan oleh Aplikasi Super)





Komentar

  1. Saya pun baru lahir blognya. Saya masih unak unuk.
    Tetap semangat ✊💜👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selalu senang bila bertemu dg sesama newbie 😀 tetap semangatt juga buat mba Nitis 😊❤

      Hapus
  2. wah keren banget kak udah memenangin beberapa lomba tulisan,, emang bener tulisan kakak enak dibaca, udah pro... semoga saya juga bisa menulis yg menarik seperti kakak aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyaa Allah Tabarakallah ❤terima kasih supportnya, jangan kendor semangatt mba Juni, tulisan mba juga bagus sekali 😊🌻

      Hapus
  3. semangaaat mbak, kita belajar bersamaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahsiapp, as always juga untuk mba Saraah ❤

      Hapus
  4. Kereeen mbak, semangat terus ya, masih pemula saja sudah menang-menang gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyaa Allah Tabarakallah, semangatt selalu juga untuk mba Rita ❤😊

      Hapus
  5. Selamat hari blogger tetap semangat

    BalasHapus
  6. Masya Allah bahasanya merasuk ke relung jiwa nih MB..... Selamat berproses

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyaa Allah Tabarakallah, kita berproses bersama-sama ya mba...bismillah 😊❤

      Hapus
  7. Keren kak... Permulaan yang baik adalah sering jadi juara. Gimana nanti kalau makin rajin? Masya Allah tabarokallah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyaa Allah Tabarakallah, semoga angin writers blocknya ga datang-datang lagi yaa. Biar makin rajin nulis 😀 semangatt selalu utk mba Dunia Kifa 😊❤

      Hapus
  8. Serasa membaca tulisan sastra, tetapi bukan ternyata😁🙏🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyaa Allah Tabarakallah, tulisan gado-gado ini mah 😁 Salam Horas dari Malang, Bu 😀❤

      Hapus
  9. Untuk pemula, awalnya semua sulit, Mbak, Terus berlatih dan menolak putus asa, itu yang membuat tetap semangat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Indeed ❤ Bismillah, tetap semangat juga untuk mba Friska 😀❤

      Hapus
  10. Saya yang juga masih pemula, paham sekali rasanya ingin lari cepat di dunia literasi tapi terbatas pengetahuan dan skill

    Semoga kita bisa berlari bersama dengan pengetahuan dan skill yang mumpuni di dunia literasi ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ❤ slowly but sure ya mba, karena memang ga ada jalan instant untuk sebuah kesuksesan. Semangatt selalu mba Ishmah 😀🌻

      Hapus
  11. Sama dong, ...aku juga pemula, tapi keren nih mba sudah sering dapat hadiah, semoga kita bisaterus belajar dan semangat selalu yaa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyaa Allah Tabarakallah ❤ terima kasih... semangattt juga untuk mba Nita, bismillah kita sukses sama-sama y mba...😀

      Hapus
  12. Rasanya dalam dunia penulisan beda tipis antar pemula dan bukan pemula. Begitu pun Bedanya hanya di jam terbang. Pemula bisa meningkat jika konsisten berkarya. Yang istilahnya bukan pemula, bisa meredup dan tenggelam jika in-konsisten berkarya danberhenti menghasilkan karya bagus. Faktor luck bisa juga. Mbak udah membuktikannya dari beragam perlombaan. Jadi gak juga dibilang pemula. Semangat berkarya Mbak. Good job keren tulisannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyaa Allah Tabarakallah ❤ masih sangat butuh latihan lagi dan lagi krn dunia blogging ini luar biasa tantangannya memang 😀 btw, terima kasih analisanya mba, jadi memicu semangat saya untuk rajin nulis ❤ Sukses selalu untuk mba Riyanty 🤗💚

      Hapus
  13. Keren.. sudah pernah jadi juara.. itu artinya ilmu nya sudah banyak dalam dunia tulisan, tinggal jam terbang nya yang di tambah lagi .. selamat mbak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyaa Allah Tabarakallah, terima kasih banyak mba Yatmie, sukses dan semangat selalu untuk mba Yatmie 🤗❤

      Hapus
  14. Sepertinya jagungnya sudah berupa jagung bakar yang matang dan nikmat, lho, Kak. Hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwkwk, kocak 😂😂 jadi pengen jagung bakar beneran nih 😁 Thank you mba Esy sudah mampir di blog saya. Sukses dan semangat selalu untuk mba Esy 🤗❤

      Hapus
  15. Balasan
    1. Yupp 🤗 semangattt juga untuk mba Oemy Ikbar ❤

      Hapus
  16. Saya juga baru belajar ngeblog mba....Masih tampil seadanya. Semangat kuy...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi, idem sekali mba 😁 blog saya juga masih polos tampilannya 😀 kuyy laah, mari kita sama-sama belajar ya mba Pratiwi 🤗❤

      Hapus
  17. Sudah banyak ya event yg diikuti.. Keren dan salut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyaa Allah Tabarakallah ❤ terima kasih apresiasinya mba.. Yuk semangattt terus mba Kenni 🤗❤

      Hapus
  18. Sama-sama terus belajar. Semangat mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahsiappp mba Widyaningsih ❤ kita berproses bersama yaa... Bismillah sukses 🤗

      Hapus
  19. Mbaak kok seru sih pemilihan diksinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Diksi gado-gado mba 😂😂 niatnya belajar bikin diksi yang berima, namun jadinya ah sudahlah 😁😁😁 terima kasih apresiasinya mba Izzah 🤗 semangattt terus mba ❤

      Hapus
  20. Masy Allah keren sekali mbak. Dah banyak reward yang dihasilkan 😍
    Tetap semangat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyaa Allah Tabarakallah ❤terima kasih apresiasinya 🤗 semangatttt juga untuk mba Ibun Rayya 🤗 jangan patah semangattt ❤

      Hapus
  21. Wah ini sih sebenernya udah master dalam nulis artikel. Tinggal banyak belajar dan bereksplorasi teknis blogging aja. Semangat terus kak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyaa Allah Tabarakallah ❤ terima kasih apresiasinya mba 😊 tetap semangattt juga untuk mba Ilma 🤗 btw nama mba mengingatkan saya pada nama tengah sulung saya. Berharap kelak ia menjadi anak yg berilmu lagi bijaksana 😁 lhah, jadi curhat yak 😂😂😂

      Hapus
  22. "Jangan pernah menyesal bila perjuanganmu kelak hanya akan berujung pada epilog tragis dalam sebuah cerita, kalau kau terus saja meratapi kegagalanmu yang selalu bermuara pada rasa menyerah dan putus asa."

    Suka kalimat ini. Terima kasih, menyemangati diri untuk mulai konsisten menulis. PR nya banyak... semangat!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyaa Allah Tabarakallah ❤ semangattt selalu mba Kingkin ❤ yuk bisa yukk 🤗

      Hapus
  23. Ingin komentar satu kalimat saja, "Aku sukaaaa banget tulisan, Mbak Iin ini."

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyaa Allah Tabarakallah ❤ terima kasih banyak mba Lana 😀 sukses selalu yaa mba 🤗

      Hapus
  24. Balasan
    1. Masyaa Allah Tabarakallah ❤ terima kasih banyak mba Rizky 😀 sukses selaluu untuk mba Rizky 🤗

      Hapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca artikel ini. Silakan berkomentar dengan santun.

Postingan populer dari blog ini

METAMORFOSA MIMPI

(Sumber foto : pixabay) 🍁 DESEMBER 2003 Tetiba rasa ini ada. Mulanya sebiji saja. Sejuta sayang, terlambat kusadari hingga tunasnya berkecambah penuh di dasar hati. Geletarnya terasa bahkan hingga hampir seribu malam sejak detik ini. Aku terjatuh lantas menaruh rasa. Tak ada lagi awan yang mengabu, sebab semua hariku seketika berwarna biru. Sesederhana itu geletar rasa, bisa merubah mimpi buruk menjadi sebuah asa. Bila kalian tanya apa dan bagaimana mimpiku, dengan lantang akan kujawab : DIA ❤. 🍁  FEBRUARI 2006 (Sumber foto : pixabay) Sayonara kuucapkan pada kisah lama. Bak plot twist roman picisan. Hari ini mimpiku sedikit bergeser ke dalam bentuk ekspektasi. Membahagiakan yang terkasih dengan penghidupan yang lebih baik. Iya, senyuman ibunda layak menjadi juara. Kukejar mimpi seperti mengejar bayanganku sendiri. Tak mengapa. Selagi aku terus berusaha menghunjamkan 'akar'nya hingga menembus jauh ke dalam tanah, bukankah sah saja bila aku memiliki mimpi yang menjulang tinggi

KILOMETER PERTAMA

Perjalanan rasa hari ini tak hanya bertutur tentang seberapa jauh langkah kaki mengayun. Lebih dari itu, setiap jengkalnya juga bercerita tentang pelajaran menukil butiran hikmah. Bahwa setiap langkah yang terjejak tak hanya menyisakan tapak-tapak basah layaknya pijakan kaki di atas rumput pagi. Melainkan ada tanggung jawab sang pemilik kaki, kemana saja langkah kakinya diayunkan. Ada tempat yang dituju, ada sepotong kenangan yang tertinggal. Sesekali terdengar bisingnya riuh berjelaga di sudut hati, pada tiap-tiap tempat yang membawa rindu pada seseorang yang kini berada dalam dimensi abadi. Langkah terayun kembali. Melintasi barisan pepohonan, pada pucuk-pucuknya menjadi tempat bernaung kawanan burung. Mereka kepakkan sayapnya setinggi angkasa kala pagi buta, untuk kemudian berpulang kembali ke sarangnya kala senja bergegas memeluk bumi dalam nuansa gulita. Sejenak kuhentikan langkah. Bukan untuk melepas penat yang menjalar di saraf-saraf kaki, melainkan untuk mengabadikan momen dari