Langsung ke konten utama

METAMORFOSA MIMPI

(Sumber foto : pixabay)

🍁 DESEMBER 2003
Tetiba rasa ini ada. Mulanya sebiji saja. Sejuta sayang, terlambat kusadari hingga tunasnya berkecambah penuh di dasar hati. Geletarnya terasa bahkan hingga hampir seribu malam sejak detik ini. Aku terjatuh lantas menaruh rasa. Tak ada lagi awan yang mengabu, sebab semua hariku seketika berwarna biru. Sesederhana itu geletar rasa, bisa merubah mimpi buruk menjadi sebuah asa. Bila kalian tanya apa dan bagaimana mimpiku, dengan lantang akan kujawab : DIA ❤.

🍁 FEBRUARI 2006
(Sumber foto : pixabay)
Sayonara kuucapkan pada kisah lama. Bak plot twist roman picisan. Hari ini mimpiku sedikit bergeser ke dalam bentuk ekspektasi. Membahagiakan yang terkasih dengan penghidupan yang lebih baik. Iya, senyuman ibunda layak menjadi juara. Kukejar mimpi seperti mengejar bayanganku sendiri. Tak mengapa. Selagi aku terus berusaha menghunjamkan 'akar'nya hingga menembus jauh ke dalam tanah, bukankah sah saja bila aku memiliki mimpi yang menjulang tinggi ke atas langit? Akar 'rendah hati' itulah maksudnya, agar tak lantas mudah terhempas bila angin kesombongan mulai memporak-porandakan benteng hatiku.

🍁 MEDIO SEPTEMBER 2016
(Sumber foto : pixabay)
Separuh dien-ku telah kau genapi. Bukanlah kasih namanya bila tak ada rasa saling yang bertaut. Pun denganku. Segala kurangmu adalah pelengkap kepingan puzzle cerita hidupku. Tunai sudah. Kau menjadi titik akhir di antara jeda dan koma yang selalu membayangi. Tentang tertutupnya semua lembar kisah usang yang seketika bisa membuat pipiku bersemu ranum merah jambu, kala itu.

Detik ini juga telah menanti episode perjalanan panjang mendaki, serupa lanskap indah yang menawarkan candu. Ada warna-warni bermanja di pelupuk mata. Jangan lengah, inilah sejatinya ibadah terlama sepanjang tarikan napas kita. Sesekali ada riaknya bersembunyi di balik karang terjal bahtera yang kita tumpangi. Jangan berhenti langitkan doa hingga mengangkasa menyentuh arsyNya. Sepenuh asa semoga Allah kokohkan ia berlayar hingga kelak bermuara akhir di jannahNya. Ana uhibbuka fillah ❤.

🍁 LEMBAR TERAKHIR DESEMBER 2021
(Sumber foto : pixabay)
Tahun berganti dan melipat cerita lalu. Lembar ujiannya tertulis di sini. Serupa helai daun maple yang luruh terhempas ke bumi kala musim gugur tiba. Pasrah menjalani takdirnya. Itulah aku. Bila sebagian lainnya menganggap penghujung tahun adalah momen untuk berkontemplasi dan merefleksi diri, lalu memulai kembali lembaran baru bersama segudang resolusi yang siap untuk dieksekusi, maka hari ini paradigma itu patah seketika oleh kenyataan pahit yang harus dihadapi.

Vonis dari lelaki bergelar dokter spesialis bedah saraf itu bak palu godam yang menghantam masa depan putri kecilku. Lupakan deretan resolusi, karena hanya ada satu mimpi detik ini. Mimpi seorang ibu untuk seutas senyum sang buah hati yang terbaring pasi di ranjang pesakitan. Semahal apapun harga yang harus dibayar, ia rela. Bahkan bila harus bertukar nyawa 💔.

🍁 LEMBAR ke-3 JANUARI 2022
(Sumber foto : pixabay)
Hamdalah terlewati sudah fase kritisnya. Tahukah dirimu, Nak? Bagi ibu, senyummu adalah lebih dari sekedar mimpi, melainkan surga ❤.

🍁 MEDIO JANUARI 2022
(Sumber foto : pixabay)
Kali kedua kubuka lembar ujianNya pagi ini. Putri kecilku kembali mendapatkan perawatan di sana. Tak hanya satu, melainkan keduanya. Namun ada pemandangan lain yang berbeda. Lamat terdengar suara tangisan seorang ibu yang lain dari bilik di seberang sana. Tangis kehilangan nan menyayat hati sebab mendapati berita duka dari para perawat bahwa putri tercintanya telah berpulang pada Sang Pemilik Segala. Sang ibu limbung dalam ceracaunya. Tetiba ada rasa sakit menjalar ke relung hati, seolah menjiwai dengan apa yang ibu tersebut tengah alami. Seketika aku tersadar untuk tak berani menjamin seberapa lama waktu yang Ia berikan padaku untuk menjaga titipanNya.

Dari bilik ruangan ini, aku merasa begitu dekatnya aroma kematian tanpa memandang siapa dan kapan waktunya.

🍁 LEMBAR TERAKHIR JANUARI 2022
(Sumber foto : pixabay)
Satu purnama telah terlewati. Hamdalah tuk kali kesekian sebab Allah izinkan melewati perjalanan rasa antara hidup dan mati. Mimpiku bergeser sekali lagi. Jauh dari orientasi duniawi. Ada skala prioritas menanti. Menjaga titipanNya sebaik-baik Ia mempercayakan mereka padaku. Mendidik mereka dalam aqidah Islam yang lurus hingga tarikan napas terakhir. Mengantarkan mereka menjadi perempuan-perempuan shalihah kelak di zamannya. Tiada alpa pula untuk terus berjuang meraih sakinah mawaddah warahmah bersama belahan jiwaku, hingga akhir sisa usia kami. Dan (tentu saja) sepenuh cinta untuk senyum ibunda yang selalu kuperjuangkan hingga masa senjanya kini. Karena sehebat apapun bakti, tetap tak akan mampu membayar tetesan air surga yang ibunda hidangkan di masa kecilku.

Syahdan, selagi ikhtiar terus diupayakan dan bait-bait doa senantiasa dilangitkan, maka tak ada yang mustahil bagiNya. Pamungkasnya, semoga Ia perkenankan ijabah itu ke dalam sebaik-baik penjagaan agar kami semua senantiasa berada dalam naungan hidayahNya. Aamiin ❤.

(EPILOG)
Tetap tenang. Manusia adalah miniatur alam semesta. Lebih luas dari cacian, lebih besar dari pujian. Demikian bila saya meminjam istilah seniman multitalenta tanah air, Pidi Baiq. Sebuah kebetulan yang terlalu ketika saya mengkorelasikannya dengan sebuah frasa bertajuk 'mimpi'. Jangan pernah takut untuk memintal sebuah impian. Sesederhana apapun mimpi itu, biarkan saja ia bermetamorfosa.

Sebagaimana kupu-kupu indah yang terlahir dari ulat kecil yang sebelumnya dipandang sebelah mata. Siapa nyana di balik penciptaannya, Tuhan telah menyediakan sejuta hikmah untuk diresapi. Nikmati saja prosesnya, walaupun jengah dan rasa ingin menyerah menghampiri sesekali. Jangan lupa untuk senantiasa berpijak di atas bumi.

Selamat merenda mimpi. Jangan lupa bangun pagi ❤.
#itsmydream







Komentar

  1. Setiap kalimat puitis banget, mbaa, 🥺
    Tapi aku pun pernah melewatinya, 😔

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat selalu untuk mba Nuri 🌻😊. Don't give up yaaa...😊

      Hapus
  2. Camput aduk mba bacanya, merinding. Suka sekali bagian ini:
    Sesederhana apapun mimpi itu, biarkan saja ia bermetamorfosa ☺️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih apresiasinya mba Almindya 😊🙏. Yuk semangatt wujudkan mimpi ❤

      Hapus
  3. Diksinya bagus banget mbak. Bikin aku terhanyut. 💓

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah, terima kasih apresiasinya mba Atik 🤗. Yuk semangatt wujudkan mimpi. Bismillah ❤😀

      Hapus
  4. baca tulisannya kata per kata sampai menjadi rangkaian kata berasa membaca buu filsafat dan buku cerita para pujangga sangat puitis dan indah kak, suka dengan gaya tulisannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih sangat jauh panggang dari api bila dikomparasi dengan buku filsafat 😁 saya-nya masih perlu untuk belajar lagi dalam mengolah diksi.. Btw, thank untuk apresiasinya dan berkenan singgah di blog saya mba Mei 😊. Salam kenal, ya... 🤗

      Hapus
  5. Mbak, aku terhanyut sama tulisannya.

    #itsmydream ❤️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah, terima kasih banyak mba Nurul 😊🙏❤

      Hapus
  6. Aku bacanya senyum nangis senyum, istighfar dan hamdalah gantian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di tiap-tiap partnya tanpa sengaja memang saya buat up and down alurnya.. 😁. Terima kasih sudah berkenan membaca cerita saya mba Kenni 😊🙏

      Hapus
  7. Masyaalloh diksinya keren banget. Bahasanya mengalirkan rasa. Setiap kalimatnya seolah memiliki jiwa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah, terima kasih banyak apresiasinya mba Wid 😊🙏.

      Hapus
  8. Serasa baca puisi. Diksinya keren. Saya paling suka dengan kalimat kekuranganmu adalah pelengkap kepingan puzzle....barokalloh mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa iyyaki ❤. Terima kasih banyak mba Oemy 😊🙏

      Hapus
  9. Diksinya bagus mba, pasti suka baca buku ya. bikin yang baca juga ikutan terhanyut. Paling suka bagian ini:

    Tetap tenang. Manusia adalah miniatur alam semesta. Lebih luas dari cacian, lebih besar dari pujian.

    Memang betul sekali, ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuppp, tetap tenang, namun jangan berhenti berjuang 🌻. Semangatt selalu mba Ning 😊❤

      Hapus
  10. Dapat merasakan bagian sang putri yang dirawat. Saya juga pernah merasakannya, dua kali. Dan, ada kejadian yang sama pula. Saat itu saya mendengar keluarga yang histeris di kamar sebelah karena kehilangan orang terkasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perasaan campur aduk antara sedih, nelangsa dan pasrah berada pada satu titik kala itu 💔.Peluk mba Monic 🤗. Semoga Allah senantiasa kuatkan kita semua ❤

      Hapus
  11. seperti membaca buku prosa para pujangga , putis dan sangat menyentuh. semoga kita semua diberi kesabaran atas setiap cobaan. thankyou for sharing, mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, itu poinnya mba ❤. Bahwa apapun yg terjadi, semoga Allah senantiasa kuatkan dan berikan ketabahan hati untuk menghadapi. Terima kasih kembali mba Nita 😊🌻

      Hapus
  12. Mbak, semoga semua segera terlewati dengan baik ya... Insyaallah dikuatkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaamiin ❤. Terima kasih banyak atas doanya mba Tri 😊🙏

      Hapus
  13. mbak, merinding mbacanya, tanpa terasa di mataku ada semacam panas yang menjalar, tetap sehat tetap kuat biidznillah ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ❤. Terima kasih banyak untuk doa-doa baiknya mba Saraah 😊🙏

      Hapus
  14. Rangkaian kata-kata indahnya sungguh bikin merinding
    Semoga putri juga Ibunda sehat senantiasa , maaf kalau saya salah menafsirkannya
    Tetap sehat dan semangat ya, Mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiiin. Terima kasih doa-doa baiknya mba Dian. Alhamdulillah si kecil sudah membaik dan ceria kembali sekarang.

      Hapus
  15. Seorang ibu, pasti merasakan hal yang sama bagaimana perasaannya terhadap buah hati. Namun berbahagialah yang masih ada orang tua kita, karena mereka sejatinya kunci kita menuju surga...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah ini benar sekali, kekuatan doa orang tua selayaknya tameng yang menjaga putra-putrinya dari hal-hal buruk. Senantiasa menguatkan dalam doa yang dilangitkan tanpa jeda

      Hapus
  16. Perjalanan penuh liku seperti itu memang harus disyukuri. Apalagi di musim seperti ini, sakit layaknya sebuah pemakluman. Tetap semangat ya Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mba apiida. Semangat selalu.

      Hapus
  17. Suara hati .. semoga juga bisa mengejar mimpi punya cuan dari hasil kerja keras sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaamiiin, semangat senantiasa mba Juwita, semoga Allah ijabah setiap doa dengan segala kebaikan. Aaamiin

      Hapus
  18. Tetiba ikut meneteskan air mata Mbak membacanya. Hidup adalah perjalanan yang kelak akan kita akhiri dengan perjalanan baru. Semoga kita semua bisa melaluinya dengan baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaamiiiin. Terima kasih mba Shalikah. Semoga Allah mampukan kita semua melewati setiap fasenya dalam penerimaan yang penuĥ rasa syukur, sesulit apapun situasi yang dihadapi.

      Hapus
  19. Benar kalau kasih ibu sepanjang masa. Selalu menginginkan yang terbaik untuk tiap buah hatinya. Semangat mba, semoga bisa melewati dengan baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaamiiin. Terima kasih untuk doa-doa baiknya mba Lintang. Demikianlah seorang ibu yang selalu melangitkan harapan, memastikan agar sang buah hati berada dalam penjagaan yang terbaik. Sesederhana itu saja sudah membuatnya bahagia melebihi segala.

      Hapus
  20. Puitis sekali kata-katanya, suka mendadak mellow kalau baca kata-kata puitis apalagi tentang perjalanan hidup dan keluarga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, sepakat sekali dengan mba Ishmah, karena keluarga selalu menjadi tempat berpulang bagi kita.

      Hapus
  21. Jangan pernah takut untuk memintal sebuah impian.

    setiap katanya tidak membuatku tertaut pada sebuah masa di waktu petang. tentang impian yang dipilih untuk dikuburkan dengan dalam atau dibentangkan di langit. terima kasih tulisannya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup. Biarkan saja mimpi itu bermetamorfosa. Menikmati setiap proses kesulitan yang ada untuk kemudian bermuara pada ijabah doa yang Allah hadirkan agar senantiasa kita menjadi insan yang penuh dengan rasa syukur. Terima kasih mba Nisa telah ikut menguatkan hati.

      Hapus
  22. Jadi keinget gimana Ibuku bolak balik tempat kerja, rumah dan RS pas aku sakit sampai sebulanan. Masyaa Allaah kasih ibu emang ngga ada habisnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah, semoga lelah ibunda digantikan oleh sejuta pahala kebaikan dari Allah ya mba. Sehat selalu untuk ibunda dan mba Han.

      Hapus
  23. habis baca tulisan teh okti baca ini merindingku berlipat2 ya allah mbak peluk virtual ya mbak semoga allah beri kekuatan yang berlipat juga.. lika liku kehidupan yang luarbiasa. jadi kangen ibu, karena aku adalah salah satu dari dua anaknya yang sering berkunjung ke dokter untuk cekkesahatan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah, sehat selalu teruntuk ibunda dan mba Hamimeha. Kasih ibu tiada duanya. Terima kasih telah ikut menguatkan hati.

      Hapus
  24. Sesederhanapun mimpi harus tetap diperjuangkan. Tentunya dengan seizin dan skenario Tuhan, yang sang pencipta alam semesta.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali mba Nieke. Agar bila mimpi itu kandas di tengah jalan, kita senantiasa dikuatkan oleh petunjuk dari Allah. Sebab apapun yang terjadi di dunia ini selalu berada dalam skenario terbaikNya.

      Hapus
  25. MasyaAllah mba, tulisannya menggugah qalbu, kalau anak sedang sakit memang rasanya ingin bertukar sakit atau nyawa saja. Cuma aku belajar satu hal penting juga waktu anakku sakit, kalau aku yang sakit, yang susah satu isi rumah. Soalnya pernah benar-benar dikabulkan, pas anakku sakit, malemnya gantian aku yang sakit, besoknya anakku sembuh. Jadi kalau anak sakit doaku aku ubah "ya Allah berikan aku kesehatan biar bisa menjaga anakku sampaj sembuh dan satu isi rumah."

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah. Benar sekali mba Anggita. Doa agar diberikan kesehatan agar bisa saling menguatkan satu sama lain bila salah satu anggota keluarga diuji dengan sakit. Terima kasih tips nya mba. Sehat selalu untuk mba Anggita dan keluarga.

      Hapus
  26. Semoga anak anak kita dan keluarga kita semua sehat selalu. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Terima kasih mba Ami untuk doa-doa baiknya.

      Hapus
  27. Masya Allah kalimatnya nyentuh dan puitis banget

    BalasHapus
  28. Mba, ini cerita tentang kehidupan keluargamu kah? Maaf jika salah menafsirkan yaa.. Semoga sang putri selalu diberikan kesehatan, begitu juga dengan dirimu dan seluruh keluarga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mba Uniek. Setiap kalimat dalam tulisan ini adalah kisah nyata saya. Terima kasih untuk doa-doa baiknya.

      Hapus
  29. Sebuah renungan yang luar biasa penuh hikmah mbak. Sejatinya, semua yang kita miliki adalah titipan-NYA. Semoga kita semua bisa menjaganya dengan baik dan ikhlas, aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Sepakat sekali dengan mba Ulfah. Apa yang terjadi segalanya adalah titipan Allah. Tugas kita hanya merawat amanah dengan sebaik-baiknya.

      Hapus
  30. Mbak, semoga putri.mbak diberikan kesembuhan yang paripurna. Terima kasih renungan dan untaian kalimat yang indah. Merinding saya membacanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Terima kasih untuk doa baiknya mba Dian. Alhamdulillah si kecil sudah kembali ceria sekarang.

      Hapus
  31. Mbaaa, tulisannya kerasa banget emosinya. Bismillah, Insya Allah dimudahkan semuanya dan dilalui dengan ikhlas amin

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca artikel ini. Silakan berkomentar dengan santun.

Postingan populer dari blog ini

SENANDIKA BLOG SEUMUR JAGUNG

  Seketika aku tampak seperti manusia gua. Aku baru saja tahu ada riuh di luaran sana kala netra memandang lekat pada almanak. Bulan Oktober hari ke 27, ternyata menjadi peringatan "Hari Blogger Nasional" . Berjuta pernyataan "baru tahu, oh ternyata, oh begini" memenuhi cerebrumku. Laun namun pasti, beragam pernyataan itu bersatu menembus lobus frontalku dan terkunci dalam satu pernyataan ringkas : "Masih ada kesempatan untuk  berbagi kesan dan memperingati. Lepaskan saja euforianya dan menarilah dalam aksara bersama para punggawa literasi lainnya" . And voila .. Hari ini di penghujung bulan Oktober tahun 2021, sebuah tulisan sederhana nan receh tersaji di sela waktu membersamai dua balita mungil tercinta. Tentu saja dalam keterbatasan yang asyik. Mengapa begitu?. Mengenang perjalanan blogging dan menuliskannya kembali di sini membuat satu per satu memori terbuka dan merangkak keluar dari dalam kotak pandora. Aku mulai memberanikan diri menginterpretasik

KILOMETER PERTAMA

Perjalanan rasa hari ini tak hanya bertutur tentang seberapa jauh langkah kaki mengayun. Lebih dari itu, setiap jengkalnya juga bercerita tentang pelajaran menukil butiran hikmah. Bahwa setiap langkah yang terjejak tak hanya menyisakan tapak-tapak basah layaknya pijakan kaki di atas rumput pagi. Melainkan ada tanggung jawab sang pemilik kaki, kemana saja langkah kakinya diayunkan. Ada tempat yang dituju, ada sepotong kenangan yang tertinggal. Sesekali terdengar bisingnya riuh berjelaga di sudut hati, pada tiap-tiap tempat yang membawa rindu pada seseorang yang kini berada dalam dimensi abadi. Langkah terayun kembali. Melintasi barisan pepohonan, pada pucuk-pucuknya menjadi tempat bernaung kawanan burung. Mereka kepakkan sayapnya setinggi angkasa kala pagi buta, untuk kemudian berpulang kembali ke sarangnya kala senja bergegas memeluk bumi dalam nuansa gulita. Sejenak kuhentikan langkah. Bukan untuk melepas penat yang menjalar di saraf-saraf kaki, melainkan untuk mengabadikan momen dari