Langsung ke konten utama

MENGOLAH PELUANG di MASA PANDEMI BERSAMA YUMMY APP



Dear Sobat Yummy, kita sadari bahwa adanya pandemi Covid 19 mengajarkan kita untuk memiliki mindset yang positif dan perilaku adaptif di tengah situasi yang serba sulit seperti saat ini. Salah satunya adalah dengan pandai membaca peluang yang ada di sekitar, khususnya bagi para perempuan yang ingin mengembangkan bakatnya di dunia kuliner, termasuk para ibu rumah tangga yang ingin berkreasi dengan bahan makanan yang ada di rumah, namun di sisi lain wajib untuk bisa menekan budget pengeluaran. Dan kali ini Yummy App hadir menawarkan solusi cerdas tersebut.

Tahukah Sobat Yummy semua, bahwa Yummy App di bawah naungan IDN Media adalah sebuah aplikasi panduan memasak berbasis digital yang berisi kumpulan aneka resep masakan terlengkap plus panduan memasak yang bersifat praktis dan sangat mudah. Aplikasi yang diluncurkan oleh IDN Media ini memiliki banyak fitur unggulan yang dirancang untuk membantu menyelesaikan isu yang dihadapi milenial dan generasi Z saat akan memasak. Itu artinya, para ibu muda dan newbie di dunia perkulineran menjadi objek sasaran di aplikasi ini, termasuk juga dengan saya, heuheu...😁

Tak hanya itu, tanpa melupakan aspek sosial dalam pemanfaatannya, Yummy App juga  memperkenalkan fitur unik yang memungkinkan para penggunanya untuk lebih dekat alias saling terkoneksi antar sesama pengguna yaitu Fitur Ikuti Akun Teman dan Fitur Notifikasi Interaksi saat berinteraksi dengan komunitas Yummy.

Fitur unggulan lainnya yang bisa kita manfaatkan di Yummy App yang tak kalah menarik untuk diaplikasikan adalah Fitur Upload Resep. Sebuah fitur unggulan dimana pengguna bisa lho mengunggah resep kreasinya ke halaman komunitas Yummy, dan sebagai benefitnya, mereka akan mendapatkan Yummy Point yang bisa ditukarkan dalam bentuk uang tunai. Simbiosis mutualisme banget bukan?😉  

By the way, sedikit berbagi pengalaman tentang penggunaan Yummy App dalam kehidupan sehari-hari saya, izinkan saya berbagi cerita lewat tulisan kali ini. Sebagai informasi, saya dan keluarga kecil saya tinggal bersama dalam keluarga besar. Terdapat ibu beserta beberapa kakak saya juga di sana, dimana salah satu usaha keluarga yang kami rintis adalah berjualan mie ayam di depan teras rumah sederhana kami. Nah dalam perjalanan mengelola usaha keluarga tersebut, sembari mengasuh dua buah hati, saya pun turut membantu melayani bila ada pembeli yang ingin merasakan citarasa mie ayam buatan kami. Hamdalah kabar baiknya,  sejak satu bulan lalu, selain berjualan mie ayam, usaha keluarga yang kami rintis mulai merambah ke fase baru yakni usaha catering masakan harian. Yah, walaupun masih memiliki satu pelanggan tetap, namun tak menyurutkan langkah untuk istiqomah menekuninya. Karena bukankah sesuatu yang bernilai besar selalu bermula dari satu titik kecil yang terkadang sering abai untuk diperhitungkan. 😊 Well, bismillah for everything as always yaaa... 🤗

Berlanjut pada usaha catering masakan harian yang sedang jadi kesibukan baru di keluarga kami, itu artinya ada effort yang harus kami upayakan agar bisnis tersebut berjalan sesuai dengan track yang  diharapkan, yakni menjaga citarasa masakan yang kami olah selalu terjaga baik dari sisi kebersihan maupun kualitasnya, pun termasuk di dalamnya dengan mengatur menu harian agar pelanggan tidak bosan dengan menu yang itu-itu saja. Atau dengan kata lain, kami berusaha mengupayakan agar selalu hadir menu-menu variatif yang bisa menggugah selera, tentunya tanpa lupa mempertimbangkan budget yang dimiliki. 

Nah, kehadiran Yummy App dalam perjalanan jatuh bangun usaha keluarga yang kami rintis, bak oase di tengah gersangnya mati ide yang acapkali melanda para pegiat usaha makanan seperti kami dalam menyusun menu agar lebih bervariasi dan tentunya tanpa mengabaikan rasa yang harus tetap terjaga kualitasnya. Melalui fitur Filter Budget yang ada di Yummy App saya akui sangat membantu saya dan kakak perempuan saya dalam membuat konsep menu catering harian yang sehat, bergizi dan low budget alias tetap terjangkau harganya. Karena di fitur tersebut kita diarahkan untuk bisa mengurutkan menu berdasarkan budget yang dimiliki, waktu memasak, juga porsi yang diinginkan. Satu lagi yang jadi keunggulan fitur Filter Budget ini, bahwa setiap resep yang ditampilkan juga memuat tutorial langkah-langkah memasak yang dikemas dalam video singkat. Sehingga di sisi lain hal tersebut pastinya sangat menolong penggunanya, terutama para newbie agar tidak salah langkah dalam mengaplikasikan resep yang diinginkan. Seperti contohnya nih, semalam saya menyusun menu catering harian untuk keesokan hari, dengan pertimbangan waktu yang terbatas dan bahan yang mudah dicari namun tetap dengan catatan tidak mengabaikan kualitas rasa. Mulailah saya berselancar di Yummy App, and voila, saya menemukan resep Bihun Sayur dan Oseng Pindang Cabe Hijau. That's a good idea... 😁 Menu praktis namun dijamin menggugah selera dan bikin penikmatnya selalu nambah nasi terus dong yaa…. 😁 Keesokan harinya tanpa berpikir panjang, kedua resep tersebut siap untuk dieksekusi 😊. Sila dilihat untuk  hasilnya... 👇👇👇

Oseng Pindang Cabe Hijau

Bihun Sayur

Dan tak kalah penting dari itu, terkadang ada beberapa bahan sisa yang tersimpan di dalam lemari pendingin yang seringnya terbengkalai menjadi mubazir bila kita lupa untuk mengolahnya. Seolah mampu membaca keterbatasan para perempuan khususnya ibu muda seperti saya dalam hal tersebut, Yummy App menghadirkan Fitur Memilih Bahan dimana ketika pengguna berselancar ke sana, mereka akan diarahkan untuk memilih resep masakan sesuai dengan bahan yang dimiliki. Dan tentunya Fitur Memilih Bahan ini sangat membantu menghemat waktu dalam mencari inspirasi menu masakan yang akan disajikan, baik untuk diri sendiri maupun keluarga tercinta, termasuk juga para pelaku usaha yang bergerak di bidang kuliner seperti keluarga kami. Sebagai contohnya, karena di lemari pendingin masih terdapat sisa kelapa parut, kita masih bisa lho mengolahnya menjadi kudapan yang lezat, tentunya dengan menambahkan bahan lain yang mudah dicari di sekitar kita. Cukup dengan menambahkan minimal dua jenis ide bahan di kolom pencarian pada menu Masak, kemudian klik "Terapkan", maka dalam hasil pencarian akan muncul ide masakan atau kudapan yang bisa dijadikan inspirasi untuk hidangan yang diinginkan. Kebetulan selain menambahkan kelapa sebagai bahan utama, saya juga menambahkan tepung terigu sebagai bahan tambahan di kolom pencarian. Hasilnya, aneka kudapan lezat tersaji di hasil pencarian, siap untuk dijadikan alternatif pilihan. Dan sebagai pamungkasnya, saya memilih resep sederhana kue dadar gulung untuk dieksekusi menjadi kudapan lezat untuk sajian keluarga tercinta. 😄 So, tidakkah Sobat Yummy di rumah tertarik untuk mencobanya juga?Heuheu...😆

Kue Dadar Gulung

Well, dear Sobat Yummy… Pandemi memang masih menjadi tantangan bagi kita semua. Namun tak lantas situasi tersebut membuat peran kita menjadi statis dan kurang produktif. Justru ada baiknya kita menjadi tertantang untuk bersikap adaptif dalam menyikapi situasi dan kondisi yang ada. Dan salah satunya dengan aktif memanfaatkan teknologi berbasis digital bernama Yummy App. 😊 So, hayuk tunggu apalagi, tinggal download aplikasinya di gadget Anda, dan manfaatkan aneka fitur unggulan yang ada di sana. Memasak bukan lagi sesuatu yang membosankan dan menggiring kita stuck pada situasi mati ide, melainkan akan menjadi kegiatan mengasyikkan yang tidak menutup kemungkinan bisa menambah pundi-pundi keuangan Anda. 😄

Bersama Yummy App, solusi cerdas memasak di masa pandemi tanpa ribet. Namun sebaliknya, akan menjadi momen yang sangat menyenangkan. Semoga tulisan ini bermanfaat. Salam baik 😊🙏


 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SENANDIKA BLOG SEUMUR JAGUNG

  Seketika aku tampak seperti manusia gua. Aku baru saja tahu ada riuh di luaran sana kala netra memandang lekat pada almanak. Bulan Oktober hari ke 27, ternyata menjadi peringatan "Hari Blogger Nasional" . Berjuta pernyataan "baru tahu, oh ternyata, oh begini" memenuhi cerebrumku. Laun namun pasti, beragam pernyataan itu bersatu menembus lobus frontalku dan terkunci dalam satu pernyataan ringkas : "Masih ada kesempatan untuk  berbagi kesan dan memperingati. Lepaskan saja euforianya dan menarilah dalam aksara bersama para punggawa literasi lainnya" . And voila .. Hari ini di penghujung bulan Oktober tahun 2021, sebuah tulisan sederhana nan receh tersaji di sela waktu membersamai dua balita mungil tercinta. Tentu saja dalam keterbatasan yang asyik. Mengapa begitu?. Mengenang perjalanan blogging dan menuliskannya kembali di sini membuat satu per satu memori terbuka dan merangkak keluar dari dalam kotak pandora. Aku mulai memberanikan diri menginterpretasik

METAMORFOSA MIMPI

(Sumber foto : pixabay) 🍁 DESEMBER 2003 Tetiba rasa ini ada. Mulanya sebiji saja. Sejuta sayang, terlambat kusadari hingga tunasnya berkecambah penuh di dasar hati. Geletarnya terasa bahkan hingga hampir seribu malam sejak detik ini. Aku terjatuh lantas menaruh rasa. Tak ada lagi awan yang mengabu, sebab semua hariku seketika berwarna biru. Sesederhana itu geletar rasa, bisa merubah mimpi buruk menjadi sebuah asa. Bila kalian tanya apa dan bagaimana mimpiku, dengan lantang akan kujawab : DIA ❤. 🍁  FEBRUARI 2006 (Sumber foto : pixabay) Sayonara kuucapkan pada kisah lama. Bak plot twist roman picisan. Hari ini mimpiku sedikit bergeser ke dalam bentuk ekspektasi. Membahagiakan yang terkasih dengan penghidupan yang lebih baik. Iya, senyuman ibunda layak menjadi juara. Kukejar mimpi seperti mengejar bayanganku sendiri. Tak mengapa. Selagi aku terus berusaha menghunjamkan 'akar'nya hingga menembus jauh ke dalam tanah, bukankah sah saja bila aku memiliki mimpi yang menjulang tinggi

SEJAUH MANA KITA LIBATKAN ALLAH DALAM HIDUP KITA?

(Sumber foto : IG @ninih.muthmainnah) Masih terekam jelas dalam ingatan, peristiwa ketika si kecil tetiba terjatuh lantas mengalami kejang hingga tak sadarkan diri. Detik kala itu berlalu sangat cepat, bak sebuah adegan film dengan sekali aba-aba take action tanpa cut dari sang sutradara. Menutup lembaran tahun dalam nuansa yang jauh dari kata indah. Melewati puncak tantrum si kecil di sebuah rumah sakit. Bersamaan dengan pekik suara terompet membelah hening malam, pertanda tahun 2021 telah berlalu dan berganti dengan ucapan selamat datang tahun 2022. Serupa antitesis dalam sebuah fragmen kejadian yang harus dilewati secara bersamaan sekaligus. Satu hal yang membekas dari peristiwa di penghujung tahun lalu, ketika tak satupun jalan keluar kutemui, ternyata hanya di pintuNya-lah tak pernah kutemui jalan buntu. Aku merajuk mengulang pinta dan doa. Sembari menegakkan ikhtiar secara maksimal, kunikmati waktu melambungkan bait-bait doa dalam kepasrahan yang paripurna. Bahwa permata jiwaku