Kanker payudara atau istilah dalam bahasa medisnya yakni Carcinoma Mammae adalah suatu penyakit dimana sel-sel ganas (kanker) terdeteksi di dalam jaringan payudara yang tumbuh tidak terkendali dan mengambil alih jaringan payudara sehat dan sekitarnya. Sel-sel ganas tersebut biasanya tumbuh dan terbentuk di lobulus (kelenjar yang menghasilkan air susu) atau di saluran (duktus) yang membawa air susu dari kelenjar ke puting payudara. Selain itu, kanker juga bisa terbentuk di jaringan ikat atau jaringan lemak di dalam payudara. Meski penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan, bukan berarti kaum laki-laki boleh abai akan hal tersebut. Karena dalam kasus tertentu juga ditemukan adanya penyakit kanker yang menyerang kaum laki-laki, walaupun persentasenya tidak sebesar yang terjadi pada kaum perempuan. Terlepas dari hal tersebut, penyakit ini memang masih menjadi momok menakutkan bagi para perempuan, karena merupakan salah satu penyebab kematian utama pada kaum perempuan saat ini, dimana kejadian tertinggi rentan terjadi pada kelompok usia 55-59 tahun. Hal itu dikarenakan resiko kanker payudara semakin meningkat seiring bertambahnya usia.
JENIS-JENIS KANKER PAYUDARA
Ada beberapa jenis kanker payudara diantaranya :
Ductal Carcinoma in Situ
Ductal Carcinoma in Situ (DCIS) tumbuh di saluran air susu, dan termasuk kanker stadium awal yang bisa disembuhkan. Namun bila tidak segera ditangani, DCIS tidak menutup kemungkinan bisa menyebar ke jaringan di sekitarnya
Lobular Carcinoma in Situ
Lobular Carcinoma in Situ (LCIS) tumbuh di kelenjar penghasil air susu, tetapi tidak tumbuh melalui dinding kelenjar. Akan tetapi bila tidak segera ditangani, adanya LCIS di salah satu payudara dapat meningkatkan resiko terbentuknya kanker di kedua payudara
Invasive Ductal Carcinoma
Invasive Ductal Carcinoma (IDC) tumbuh di duktus dan bisa menyebar ke jaringan sekitarnya, bahkan bisa menyebar ke area tubuh yang lain. IDC terjadi pada 70–80% kasus kanker payudara alias merupakan kanker payudara yang paling umum terjadi
Invasive Lobular Carcinoma
Invasive Lobular Carcinoma (ILC) adalah kanker yang awalnya tumbuh di kelenjar air susu, namun kemudian menyebar ke jaringan di sekitarnya. Kanker jenis ini juga bisa menyebar melalui darah dan saluran getah bening menuju ke bagian tubuh lain. ILC terjadi pada 10% kasus kanker payudara
Selain jenis-jenis kanker payudara di atas, ada pula beberapa jenis kanker payudara yang jarang terjadi, yaitu:
Angiosarcoma, yaitu jenis kanker yang tumbuh di pembuluh darah dan saluran getah bening di payudara
Penyakit Paget, yaitu kanker yang tumbuh di puting payudara, lalu meluas ke area hitam di sekitar puting (areola)
Tumor Phyllodes, yaitu jenis kanker yang tumbuh di jaringan ikat payudara
Inflammatory Breast Cancer (IBC), yaitu jenis kanker pada payudara yang bisa berkembang cepat dan menyumbat saluran getah bening, sehingga membuat payudara meradang, kemerahan dan bengkak seperti terinfeksi
Triple Negative Breast Cancer, yaitu jenis kanker payudara yang sulit untuk diobati karena tidak menunjukkan keberadaan reseptor hormon estrogen (ER), reseptor hormon progesterone (PR), dan reseptor protein HER-2 pada pemeriksaan jaringan kanker
KENALI FAKTOR RISIKO KANKER PAYUDARA
Terdapat beberapa faktor risiko yang memicu perkembangan sel-sel kanker payudara dalam tubuh, diantaranya :
Faktor genetik
Kanker payudara dapat disebabkan karena adanya riwayat kanker payudara serupa pada silsilah keluarga.
Memiliki riwayat kanker/gangguan pada payudara
Bila seseorang pernah mengidap penyakit kanker payudara, tidak menutup kemungkinan suatu hari nanti sel-sel kanker tersebut akan tumbuh lagi.
Menstruasi sebelum usia 12 tahun
Perempuan yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi, sehingga dapat memicu sel-sel kanker payudara berkembang.
Belum pernah hamil
Perempuan yang belum pernah hamil lebih rentan terkena kanker payudara, dikarenakan hormon estrogen digunakan untuk payudara secara terus menerus.
Anak pertama lahir di usia 30 tahun ke atas
Proses pemberian ASI yang abnormal pada perempuan usia 30 tahun ke atas saat baru melahirkan anak pertamanya, menjadi penyebab faktor risiko kanker payudara lebih tinggi.
Perempuan berusia 40 tahun ke atas
Hal tersebut dikarenakan perempuan berusia lebih dari 40 tahun memiliki kadar hormon estrogen berlebih pada tubuhnya, sehingga beresiko mengidap kanker payudara.
Menopause setelah usia 55 tahun
Postmenopausal Hormon Therapy (Terapi Pasca Menopause)
Hal tersebut biasa dilakukan untuk mengurangi efek samping menopause, namun dapat menjadi faktor resiko kanker payudara dikarenakan adanya aktivitas pemberian estrogen ekstra pada saat terapi berlangsung.
Obesitas/kelebihan berat badan
Adanya kadar lemak yang tinggi dapat memicu pertumbuhan sel-sel kanker
Konsumsi alkohol
Kebiasaan mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan hormon estrogen dalam tubuh.
Paparan radiasi
Mutasi gen
Makanan yang mengandung bahan karsinogen akan merusak DNA sehingga menjadi gen kanker dalam tubuh.
GEJALA KANKER PAYUDARA
Kanker payudara seringkali sulit terdeteksi di tahap awal dikarenakan ukurannya yang kecil. Benjolan baru dapat teraba jika ukurannya cukup besar. Meski demikian, tidak semua benjolan di payudara berarti kanker. Oleh karenanya, penting dilakukan pemeriksaan secara medis guna memastikan apakah benjolan tersebut kanker atau bukan. Adapun gambaran sebagai tanda-tanda awal dan gejala kanker payudara diantaranya :
Early Warning (Peringatan Awal)
Adanya perubahan kulit, bentuk dan pembengkakan payudara
Perubahan pada puting
Rasa sakit pada payudara
Adanya benjolan di payudara yang terasa berbeda dari jaringan di sekitarnya ketika diraba
Adanya pembengkakan atau benjolan di bawah ketiak
Early Warning Signs of Invasive Breast Cancer (Peringatan Dini Kanker Payudara)
Mengalami gatal-gatal pada payudara
Perubahan kontak (mengeras atau semakin lembut dan lebih hangat saat memegang payudara)
Puting payudara tertarik ke dalam
Mengelupasnya kulit pada puting payudara
Perubahan permukaan kulit payudara menjadi seperti kulit jeruk
Adanya pendarahan yang keluar dari puting payudara
MENGENAL TAHAPAN STADIUM KANKER PAYUDARA
Sistem TNM merupakan sistem yang sering digunakan untuk penentuan stadium pada kanker. T merujuk pada ukuran tumor, N merujuk pada penyebaran sel kanker ke kelenjar getah bening, dan M merujuk pada metastasis sel kanker.
Kategori T :
TX : Tumor utama yang tidak bisa dievaluasi
T0 : Tidak ada bukti munculnya tumor
Tis : Carcinoma in Situ (tahap awal kanker yang belum menyebar ke jaringan sekitarnya)
T1-T4 : Ukuran dan besarnya tumor
Kategori N :
NX : Kelenjar getah bening yang belum bisa dievaluasi
N0 : Tidak ada sel kanker pada kelenjar getah bening
N1-N3 : Jumlah dan lokasi kelenjar getah bening yang mengandung sel kanker
Kategori M :
M0 : Tidak ada metastasis (penyebaran sel kanker pada organ jauh)
M1 : Terdapat metastasis (penyebaran sel kanker pada organ tubuh lain)
Berdasarkan analisis tersebut, dokter lantas menggabungkan hasil dari kategori T, N, dan M pada tiap individu sehingga terbagi menjadi 4 stadium seperti berikut:
Pada stadium ini mengindikasikan kanker in situ masih berada pada lokasi awal dan belum menyebar ke jaringan sekitarnya. Pasien kanker payudara pada stadium ini memiliki harapan hidup yang baik (tingkat kelangsungan hidup 5 tahun rata-rata (%) adalah 99%) dikarenakan luas penyebaran kanker yang tidak invasif. Sebagai solusi untuk proses penyembuhannya adalah dengan melakukan pembedahan.
STADIUM 1 :
Stadium 1 dan stadium 2 disebut juga dengan stadium dini karena mulai muncul gejala berupa nyeri atau sakit di area puting, munculnya benjolan di payudara atau ketiak, dan perubahan kondisi payudara. Stadium 1 dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:
Stadium 1A
Dimana ukuran tumor sudah sebesar kurang lebih 2 cm namun belum menyebar ke kelenjar getah bening.
Stadium 1B
Dimana ukuran tumor di bawah 2 cm atau tidak ada tumor, namun kanker ditemukan pada kelenjar getah bening. Pada stadium ini terdapat tumor berukuran kecil, yang bertumbuh ke jaringan sekitarnya. Luas penyebaran kanker invasif kecil. Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun rata-rata (%) pada stadium ini adalah 90%.
STADIUM 2
Pada stadium ini, ciri-cirinya berupa ukuran tumor yang semakin besar dan sudah mulai menyebar. Stadium 2 dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:
Stadium 2A
Dimana terdapat tumor berukuran 2 cm dan sudah menyebar ke 1-3 kelenjar getah bening disekitarnya, atau tumor berukuran 2-5 cm, namun belum menyerang kelenjar getah bening.
Stadium 2B
Dimana terdapat tumor berukuran 2-5 cm dan menyebar ke 1-3 kelenjar getah bening di bawah ketiak, atau tumor berukuran lebih dari 5 cm, namun belum menyerang kelenjar getah bening.
Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun rata-rata (%) pada stadium ini adalah 70%
STADIUM 3
Pada stadium ini diindikasikan sebagai stadium lanjut kanker payudara dengan ukuran tumor lebih dari 5 cm. Sel-sel kanker berkembang semakin ganas karena mulai menyerang ke hampir seluruh area payudara. Stadium lanjut dibagi menjadi 3 kategori kondisi, yakni:
Stadium 3A
Dimana pada stadium ini sel-sel kanker telah menyebar ke 4-9 kelenjar getah bening aksila (ketiak) dan telah memperbesar ukuran kelenjar getah bening di dada. Pada kondisi ini, tumor dapat berukuran berapapun. Situasi lain dikategorikan sebagai stadium 3A ketika tumor berukuran lebih dari 5 cm dan menyebar ke 1-3 kelenjar getah aksila atau kelenjar tulang dada.
Stadium 3B
Pada stadium ini, tumor telah menginvasi kulit pada area dada dan ada kemungkinan telah menyerang hingga 9 kelenjar getah bening.
Stadium 3C
Kanker ditemukan di lebih dari 10 kelenjar getah bening aksila, kelenjar getah bening dekat tulang selangka, atau kelenjar susu internal. Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun rata-rata (%) pada stadium ini adalah 40%
STADIUM 4
Adapun ciri-ciri kanker payudara stadium akhir atau stadium 4 adalah ukuran tumor beragam, namun telah menyebar ke seluruh area payudara atau bahkan organ di sekitarnya. Beberapa organ yang sering terserang kanker payudara antara lain hati, paru-paru, tulang, hingga otak. Saat berada pada fase ini, pasien perlu penanganan yang ketat oleh dokter dikarenakan sel-sel kanker sudah menyebar dan sangat membahayakan kesehatan tubuh. Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun rata-rata (%) adalah 20%
MENCEGAH LEBIH BAIK DARIPADA MENGOBATI
Jargon di atas memang bukan sekedar isapan jempol semata. Hal itu dikarenakan gejala awal kanker payudara yang terkadang sulit dikenali dan cenderung disepelekan, mengakibatkan tingginya angka kasus kanker payudara di tanah air. Berkaca dari hal tersebut, perlu adanya pencegahan lebih dini sebagai bentuk perlindungan kepada diri dan sesama. Mengedukasi diri akan pentingnya melakukan skrining kanker sebagai upaya pencegahan kanker payudara adalah salah satu bentuk awareness kita akan pencegahan kanker payudara.
Adapun beberapa langkah SADARI (Periksa Payudara Sendiri) yang bisa kita lakukan sebagai bagian dari upaya deteksi dini kanker payudara pada hari ke 7-10 hari pasca menstruasi diantaranya :
1. Berdiri tegak, lantas cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting
2. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. Lalu dorong siku ke depan kemudian cermati payudara. Setelahnya bergantian dorong siku ke belakang dan cermati kembali bentuk maupun ukuran payudara
3. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada kita
4. Angkat lengan kiri ke atas, kemudian tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, lantas cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan kita
5. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.
6. Pada posisi berbaring, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.
Selain langkah-langkah tersebut di atas, deteksi dini adanya kanker payudara juga bisa dilakukan dengan melakukan skrining mammogram. Dengan kecanggihan teknologi tersebut, dapat mendeteksi perubahan seperti kepadatan abnormal atau deposit kalsium.
Adapun pedoman cek payudara terbagi dalam 3 rentang usia, yakni :
39 Tahun ke bawah :
Pemeriksaan payudara secara bulanan
40 sampai 49 tahun :
Pemeriksaan payudara secara bulanan dan skrining tahunan mamografi 1 kali dalam 1-2 tahun
50 tahun keatas :
Pemeriksaan payudara secara bulanan dan skrining tahunan mamografi 1 kali dalam 1 tahun
"Jangan malu dan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter bila ditemukan indikasi yang mencurigakan pasca upaya deteksi dini tersebut dilakukan. Karena semakin awal terdeteksi, maka semakin besar kemungkinan kanker bisa disembuhkan"
POLA HIDUP SEHAT, AWAL HIDUP LEBIH BAIK
Terdapat anjuran bagi para pengidap kanker payudara, untuk menghindari makanan-makanan yang bisa memicu perkembangan sel-sel kanker, diantaranya :
1. Daging yang Sudah Diproses
Penelitian mengungkapkan bahwa bahan yang digunakan sebagai pengawet pada daging yang sudah diproses seperti sosis, ham, dan bacon bermetamorfosis menjadi bahan penyebab kanker ketika berada dalam tubuh.
2. Daging Merah yang Dibakar
Para penyintas kanker disarankan untuk membatasi olahan steak atau sate hingga tak lebih dari 500 gram dalam seminggu. Proses memasak olahan daging steak dan sate ditengarai membentuk heterocyclic amines (HCAs) dimana berpotensi menyebabkan kanker payudara, kanker paru-paru, kanker kolon dan kanker prostat.
3. Alkohol
Beberapa penelitian memastikan bahwa konsumsi alkohol meningkatkan risiko perempuan terkena kanker payudara. Lebih dari itu, risiko perempuan terkena kanker payudara naik 11% dari setiap gelas alkohol yang Anda minum.
4. Gula
Mengkonsumsi terlalu banyak gula akan meningkatkan level insulin. Berdasarkan riset, insulin adalah promotor utama pertumbuhan tumor. Ketika insulin berada dalam jumlah tinggi dalam darah, maka akan meningkatkan kadar sirkulasi estrogen bebas.
5. Susu Tinggi Lemak dan Produk Olahannya
Beberapa penelitian mengatakan produk-produk tersebut berkaitan dengan hormon estrogen. Hormon tersebut larut dalam lemak, sehingga ditemukan dengan konsentrasi yang lebih tinggi dalam susu tinggi lemak, dibanding susu rendah lemak. Beberapa jenis kanker payudara memiliki reseptor estrogen dan diberi makan oleh estrogen.
SELALU ADA PELUANG KESEMBUHAN BAGI MEREKA YANG KINI TENGAH BERJUANG
Menjadi seorang pejuang kanker bukanlah perkara mudah. Ada saat-saat berat yang harus dilalui, diantaranya rasa sakit yang selalu dirasakan manakala sel-sel kanker tersebut telah menjalar ke anggota tubuh yang lain. Selain itu faktor psikologis si pejuang kanker juga berpengaruh pada proses kesembuhannya, termasuk di dalamnya perlu adanya peran support system yang baik dari orang-orang disekitar dalam rangka perjalanan proses kesembuhan si pejuang kanker dimana dalam perjalanannya membutuhkan proses dan waktu yang tidak sebentar.
Bila seseorang terdeteksi mengidap penyakit kanker payudara, maka perlu dilakukan upaya pengobatan secara medis dalam rangka kesembuhannya. Adapun pengobatan yang ditempuh bergantung pada jenis, stadium, ukuran kanker, serta apakah sel kanker tersebut sensitif terhadap hormon atau tidak. Selain itu, usia seorang perempuan (apakah berada pada status menopause atau masih memiliki periode menstruasi) juga dapat mempengaruhi metode pengobatan dan prognosis. Adapun metode pengobatan pada penyakit kanker payudara bisa melalui prosedur bedah, kemoterapi, radioterapi, terapi hormon, atau kombinasi dari metode-metode tersebut.
Bedah Lumpektomi
Bedah Lumpektomi adalah prosedur untuk pengangkatan kanker dan sebagian kecil jaringan sehat di sekitarnya. Lumpektomi biasanya disarankan kepada pasien yang memiliki tumor berukuran kecil.
Adakalanya prosedur pembedahan Lumpektomi dapat dilakukan pada pasien yang memiliki kanker berukuran besar, hanya saja harus melewati prosedur tindakan kemoterapi terlebih dahulu untuk menyusutkan kanker.
Bedah Mastektomi
Bedah Mastektomi adalah prosedur bedah yang dilakukan oleh dokter spesialis bedah onkologi untuk mengangkat seluruh jaringan payudara. Selama berlangsungnya proses pembedahan, beberapa kelenjar getah bening di bawah ketiak juga akan dikeluarkan untuk dilakukan pemeriksaan. Bedah Mastektomi ini pada umumnya dilakukan ketika kondisi pasien tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan bedah Lumpektomi.
Ada beberapa tipe bedah mastektomi, diantaranya :
Simple/total Mastectomy
Yaitu prosedur pengangkatan seluruh bagian payudara, termasuk puting, areola, dan kulitnya bergantung pada tingkat keparahannya. Bahkan bila kondisi parah, adakalanya beberapa kelenjar getah bening juga ikut diangkat.
Skin-sparing Mastectomy
Yakni pengangkatan jaringan payudara, puting, dan areola. Setelah diangkat, payudara akan dibentuk ulang menggunakan jaringan dari bagian tubuh lain.
Nipple-sparing Mastectomy
Yakni prosedur bedah yang dilakukan dilakukan untuk mengangkat jaringan payudara tanpa menyertakan kulit payudara dan puting. Namun, jika terdapat kanker pada jaringan di bawah puting, maka puting payudara juga akan diangkat.
Modified radical Mastectomy
Yakni prosedur bedah yang merupakan penggabungan antara simple mastectomy dan pengangkatan seluruh kelenjar getah bening di ketiak.
Radical Mastectomy
Yakni prosedur bedah yang bertujuan untuk mengangkat seluruh payudara, kelenjar getah bening di ketiak, dan otot dada (pectoral).
Double Mastectomy
Yakni tindakan pencegahan pada perempuan yang berisiko tinggi terserang kanker payudara, dengan mengangkat kedua payudara.
Bedah Pengangkatan Kelenjar Getah Bening
Prosedur bedah ini dapat dilakukan bersamaan dengan bedah pengangkatan tumor di payudara atau secara terpisah. Terdapat dua metode bedah untuk mengangkat kelenjar getah bening, yaitu:
Sentinel Lymph Node Biopsy (SLNB)
Yakni metode pengangkatan kelenjar getah bening di ketiak dalam jumlah minimal dan terbatas pada kelenjar getah bening yang paling berisiko lebih dulu terserang kanker dari payudara.
Axillary Lymph Node Dissection (ALND)
Yakni proses pengangkatan sejumlah kelenjar getah bening, biasanya kurang dari 20, untuk mencegah penyebaran kanker dari payudara.
Radioterapi
Radioterapi adalah prosedur untuk menghancurkan sel kanker dengan menggunakan sinar berkekuatan tinggi, seperti sinar-X dan proton. Proses ini dapat dilakukan dengan menembakkan sinar ke tubuh pasien menggunakan mesin (radioterapi eksternal), atau dengan menempatkan material radioaktif ke dalam tubuh pasien (brachytherapy).
Radioterapi eksternal biasanya dilakukan setelah pasien selesai menjalani lumpektomi, sedangkan brachytherapy dilakukan jika risiko munculnya kembali kanker payudara bersifat rendah. Radioterapi juga bisa dilakukan setelah mastektomi untuk mengatasi kanker yang berukuran besar dan telah menyebar ke kelenjar getah bening.
Radioterapi atau terapi radiasi pada kanker payudara dapat berlangsung selama 3 hari sampai 6 minggu, tergantung jenis terapi yang dilakukan dan kondisi pasien secara menyeluruh. Tujuan dari proses ini adalah untuk membunuh sel-sel kanker yang masih tertinggal di dalam payudara.
Terapi Hormonal
Terapi ini digunakan untuk mengatasi kanker payudara yang dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron dan bisa dilakukan sebelum atau setelah prosedur bedah, untuk mencegah sel kanker muncul kembali. Manfaat lain dari terapi ini adalah untuk mengatasi kanker yang kambuh setelah pengobatan atau kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh lain.
Kemoterapi
Kemoterapi yaitu pemberian obat khusus melalui infus atau suntikan, guna membunuh sel-sel kanker yang tumbuh dengan cepat. Kemoterapi bisa dilakukan sebelum bedah untuk menyusutkan ukuran kanker agar lebih mudah diangkat.
Kemoterapi juga dapat dilakukan setelah bedah untuk menghancurkan sel-sel kanker yang mungkin tertinggal setelah prosedur bedah. Kemoterapi setelah bedah juga dilakukan bila sel kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lain atau bila kanker berisiko kambuh kembali.
Di samping itu, kemoterapi juga dapat dilakukan untuk mengatasi kanker stadium lanjut, terutama bila kanker sudah menyebar sampai ke area ketiak atau area tubuh lain.
Terapi Target
Terapi target adalah pemberian obat untuk menghambat pertumbuhan sel kanker secara spesifik. Berbeda dengan kemoterapi yang dapat merusak sel-sel sehat, obat yang digunakan pada terapi target tidak merusak sel-sel yang sehat.
Rehabilitasi Fisik
Proses ini meliputi:
Latihan bahu setelah operasi
Pelindung lengan untuk menghindari lymphoedema
Asupan nutrisi yang seimbang dan adaptasi gaya hidup untuk meningkatkan pemulihan
Rehabilitasi mental
Proses ini melibatkan support system dari pasangan, keluarga, teman & orang di sekitar lainnya. Selain itu, dengan senantiasa menghadiri ulasan dokter secara kontinyu dan teratur juga merupakan langkah yang dapat memulihkan mental si penderita menjadi lebih baik dari sebelumnya.
KESIMPULAN
"Perkara usia memang murni hak prerogatif Allah. Namun, kita dibekali akal untuk mengikhtiarkan yang terbaik atas apa yang terjadi dalam hidup kita. Pun begitu dengan apa yang dialami oleh para pejuang kanker. Mereka memiliki kesempatan untuk sembuh, sepanjang mereka juga telah berusaha semaksimal mungkin berikhtiar dalam proses kesembuhan mereka.
Selebihnya, bila takdir Allah memang mengharuskan mereka berpulang, setidaknya ada hikmah yang manis dari setiap detik perjuangan mereka. Tak ada satupun perjuangan yang tidak tercatat olehNya. Boleh jadi saat ini mereka yang telah berpulang pada akhirnya tersenyum manis di atas sana. Sebab tanpa kita sadari, dalam setiap rasa sakit yang mereka rasakan, pada ujungnya mereka berhasil melewati pertandingan yang berat itu dengan akhir yang baik.
Sebaliknya, teruntuk para sahabat pejuang kanker payudara yang saat ini sedang berjuang melawan penyakit mematikan itu, tetaplah semangat. Jangan menyerah sampai kesembuhan itu datang memeluk kalian. Kalian terbaik, walaupun saat ini berjuang dalam keadaan yang tak selamanya baik.
Pun teruntuk saya juga para kartini Indonesia yang saat ini berada dalam keadaan sehat lagi berbahagia. Jangan pernah abai untuk mendeteksi diri secara dini akan risiko kanker payudara. Cukuplah para sahabat yang saat ini tengah berjuang sebagai survivor cancer dan mereka yang telah berpulang sebab penyakit mematikan tersebut, sebagai sebaik-baik pengingat untuk diri kita semua. Bahwa kesehatan itu mahal harganya. Bahwa lebih baik mencegah daripada mengobati itu memang benar adanya. Mari sadari, mari peduli. Karena kalau bukan kita, lantas siapa lagi?"
Salam Sehat, Salam Peduli.
Sumber Referensi :
https://ahcc.co.id/cancer/kanker-payudara
https://www.alodokter.com/kanker-payudara https://www.instagram.com/p/CUo6Gqrr0q2/?utm_medium=copy_link
https://www.alodokter.com/kanker-payudara/gejala https://www.farmaku.com/artikel/ciri-ciri-kanker-payudara/
https://iccc.id/tahapan-perkembangan-kanker
http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/enam-langkah-sadari-untuk-deteksi-dini-kanker-payudara
https://www.alodokter.com/kanker-payudara/pengobatan
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca artikel ini. Silakan berkomentar dengan santun.