Langsung ke konten utama

SAJAK NEGERI SAWIT

 

(Sumber Foto : Global Environmental Conservation Organization (wwf.id))

Ekspansi meraja

di atas tanah-tanah surga

rimbunan pokok sawit tercerabut paksa

terluka semesta


Tak kau lihatkah, kawan?

satwa primata itu memekik nyalang

gigil di tengah lautan bara

porak-poranda rupa habitatnya


Bulir oksigen melambai sayonara

bermetamorfosa ke dalam wajah emisi CO2 

tunasnya malu-malu 

tak menunggu masa

ia menguarkan harumnya

menembus lapis-lapis udara


Tengok di sana ibu pertiwiku

berselimut gulita kabut

tersengal dalam hela napas satu dua

ISPA menari di atas paru-paru anak cucunya

bilakah air bah turun dari atas sana?

sesederhana itu sebuah pinta

berulang dilangitkan dalam rapal doa  


Duhai Tuan

tunai sudah syak wasangka ini

di atas luka ibuku segalanya dipersekusi

nasib rakyat apalagi

serupa komoditas suara

hingar bingar hanya fatamorgana


Duhai Puan

gaungnya laba sawit itu memekakkan telinga bukan?

nyaring sekali lantas membuat kalian alpa

dibuai singgasana bertilam sutra


Salam dari mimpi anak cucu ibuku

terhenti atas nama bising ambisi

terjajah di bawah atap rumahku sendiri


Seorang murid SD mengayuh sepeda di tengah kabut asap karhutla di Bengkalis, Provinsi Riau
(Sumber Foto : amp.kompas.com)


Kebakaran hutan di Provinsi Riau tahun 2019
(Sumber Foto : hu-pakuan.com)

(Puisi ini diikutsertakan dalam Sayembara Puisi "Sebelum Daun Terakhir" bertema "Kerusakan Lingkungan di Bumi Pertiwi" yang diselenggarakan oleh Koprol Iklim X Sajak Liar. Koprol iklim adalah aliansi orang muda yang bergerak untuk membentuk wadah dan mengedukasi anak muda terhadap isu krisis iklim dan kerusakan alam di Indonesia)





Komentar

  1. ๐Ÿ‘bagus sekali. Jadi menambah wawasan kosakata setelah baca puisi ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak mba Niken untuk apresiasinya ๐Ÿ˜Š๐Ÿ™

      Hapus
  2. Balasan
    1. Yupp, banyak ironi terjadi di tengah hingar bingar proyek mega sawit di tanah air ๐Ÿ’”

      Hapus
  3. Ya Allah... Atas nama materi lantas rakyat dan juga alam mengalami siksa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mba ๐Ÿ™. Illegal logging, deforestasi, rusaknya ekosistem hutan tempat tinggal satwa-satwa yg dilindungi, dan segudang masalah lain di belakangnya. Semoga ada langkah bijak pemerintah dan pihak terkait terkait hal tersebut. I hope so โค

      Hapus
  4. Masyaalloh... Infah sekali mbak. Diksinya bagus, pesannya juga sampai dengan baik. Kereeen

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyaa Allah Tabarakallah โค Terima kasih banyak mba Widya untuk apresiasinya ๐Ÿ™๐Ÿ˜Š

      Hapus
  5. Balasan
    1. Masyaa Allah Tabarakallah, terima kasih banyak mba Atik ๐Ÿ™๐Ÿ˜Š

      Hapus
  6. Sajaknya keren banget kak. Dahulu saya suka banget baca puisi, sampai di ikutkan lomba baca puisi. Sekarang bacanya jadi menghayati juga hihihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, udah punya basic pecinta puisi mba Lailatul ๐Ÿ˜€ yuk bikin puisi juga, ini saya juga baru aktif nulis beberapa puisi, setelah lama vakum karena kesibukan rumah tangga dan faktor mati ide ๐Ÿ˜. Semangat berkarya mba Lailatul ๐Ÿ’ช๐Ÿ˜Š

      Hapus
  7. Prihatin sekali, banyak hutan yang dialihfungsikan menjadi perkebunan sawit yang menawarkan keuntungan berlebih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, banyak faktor risiko di belakang itu semua mba yg pastinya punya dampak negatif bila tata kelola sawit tidak diindahkan oleh para pihak terkait ๐Ÿ’”.

      Hapus
  8. Balasan
    1. Iy, apalagi kalau lihat ekspresi anak orang utan dan induknya yg bikin baper. Ekspresi wajahnya mengungkap sejuta makna.

      Hapus
  9. karhutla ini udah lagu lama, tapi kok ya diputar terus tiap tahun ๐Ÿฅบ semoga ada ketegasan dr pemerintah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yupp, semoga ada regulasi yg win-win solution bagi semua pihak, dan kerusakan alam bisa diminimalisir.

      Hapus
  10. MasyaAllah, bagus sekali mb. Keren banget pemilihan katanya. Jadi nambah kosakata baru nih.

    Pesannya kena banget, selain tentang kerusakan hutan sawit tapi juga ada kritikan. Suka banget!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak mba Sendy ๐Ÿค—โค. Yuk bikin puisi juga ๐Ÿ˜€

      Hapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca artikel ini. Silakan berkomentar dengan santun.

Postingan populer dari blog ini

METAMORFOSA MIMPI

(Sumber foto : pixabay) ๐Ÿ DESEMBER 2003 Tetiba rasa ini ada. Mulanya sebiji saja. Sejuta sayang, terlambat kusadari hingga tunasnya berkecambah penuh di dasar hati. Geletarnya terasa bahkan hingga hampir seribu malam sejak detik ini. Aku terjatuh lantas menaruh rasa. Tak ada lagi awan yang mengabu, sebab semua hariku seketika berwarna biru. Sesederhana itu geletar rasa, bisa merubah mimpi buruk menjadi sebuah asa. Bila kalian tanya apa dan bagaimana mimpiku, dengan lantang akan kujawab : DIA โค. ๐Ÿ  FEBRUARI 2006 (Sumber foto : pixabay) Sayonara kuucapkan pada kisah lama. Bak plot twist roman picisan. Hari ini mimpiku sedikit bergeser ke dalam bentuk ekspektasi. Membahagiakan yang terkasih dengan penghidupan yang lebih baik. Iya, senyuman ibunda layak menjadi juara. Kukejar mimpi seperti mengejar bayanganku sendiri. Tak mengapa. Selagi aku terus berusaha menghunjamkan 'akar'nya hingga menembus jauh ke dalam tanah, bukankah sah saja bila aku memiliki mimpi yang menjulang tinggi...

IMPLEMENTASI KOKOH DAN TAHAN LAMO ALA SEMEN BATURAJA DALAM KIPRAH NYATA MEMBANGUN NEGERI

Dulu sebelum menikah, dunia konstruksi adalah hal yang sangat asing bagi saya. Bak seorang awam yang buta sama sekali dengan segala sesuatu berbau rancang bangun, itulah saya kala itu. Namun setelah menikah, pelan tetapi pasti kehidupan saya justru semakin dekat dengan dunia tersebut. Memiliki pasangan hidup dengan background profesi sebagai konsultan perencana sekaligus konsultan supervisi membawa saya pada dimensi baru mengenal seluk beluk tentang dunia bangunan. Denah, tampak, potongan, gambar 3D, kolom, sloof , hingga bekisting menjadi rangkaian kosakata yang familiar di telinga saya kini. Bak mendayung dua tiga pulau terlampaui, akhirnya saya malah mendapatkan kesempatan belajar gratis dari beliau.  Perjalanan awal pernikahan membawa kami pada satu komitmen untuk hidup mandiri, lepas dari bayang-bayang orang tua dan tinggal di sebuah rumah petak kecil yang tak jauh dari pusat kota. Pernah suatu hari ketika kami baru saja menempati rumah tersebut, secara tidak sengaja saya mel...

SEJAUH MANA KITA LIBATKAN ALLAH DALAM HIDUP KITA?

(Sumber foto : IG @ninih.muthmainnah) Masih terekam jelas dalam ingatan, peristiwa ketika si kecil tetiba terjatuh lantas mengalami kejang hingga tak sadarkan diri. Detik kala itu berlalu sangat cepat, bak sebuah adegan film dengan sekali aba-aba take action tanpa cut dari sang sutradara. Menutup lembaran tahun dalam nuansa yang jauh dari kata indah. Melewati puncak tantrum si kecil di sebuah rumah sakit. Bersamaan dengan pekik suara terompet membelah hening malam, pertanda tahun 2021 telah berlalu dan berganti dengan ucapan selamat datang tahun 2022. Serupa antitesis dalam sebuah fragmen kejadian yang harus dilewati secara bersamaan sekaligus. Satu hal yang membekas dari peristiwa di penghujung tahun lalu, ketika tak satupun jalan keluar kutemui, ternyata hanya di pintuNya-lah tak pernah kutemui jalan buntu. Aku merajuk mengulang pinta dan doa. Sembari menegakkan ikhtiar secara maksimal, kunikmati waktu melambungkan bait-bait doa dalam kepasrahan yang paripurna. Bahwa permata jiwaku...