(Desain Foto : by. Canva) Dear Ibu, terima kasih telah membersamaiku dan saudara-saudaraku hingga detik ini dan tegar bertahan dalam keadaan yang tak selalu baik dalam pandangan kita. Tak mengapa kan Bu, bukankah kehidupan dunia tak selalu menawarkan semburat indah warna pelangi yg memanjakan mata? Helaian rambut memutih memenuhi kepala seiring semakin berkurangnya daya penglihatan dan ingatan ibu, membawa rasa malu ini semakin merajai hati kala bertafakur dalam sepi untuk setiap kekurangan kami dalam membersamai masa senja ibu. Karena bahkan hingga detik ini, ibu selalu saja menjadi tempat berpulang kala dunia kejam memperlakukan kami. Kami tenggelam dalam pelukan yg menenangkan untuk kemudian hidup kembali pendar semangat kami yg sebelumnya beranjak redup padam. Ibu yang tak pernah jujur untuk seribu luka dalam hati, yang selalu berkata cukup untuk kebahagiaan yang belum sepenuhnya kami hidangkan. Ibu memang bukan guru dalam arti harfiah. Namun bagi kami, ibu tak ubahnya definisi sal...
Created by Iin Fauziah