Gema takbir berkumandang di seantero raya. Bahagia seketika menyeruak memenuhi batin. Tuntas sudah peperangan ini. Perang melawan hawa nafsu selama tiga puluh hari. Terbayang sedapnya aroma kuah opor dipadu lezatnya rendang hidangan khas Lebaran. "Ah nikmatnya...." Tanpa sadar liurku terteguk kembali meluncur ke ruas kerongkongan. Tak sabar menanti esok hari.
Sembari menikmati euforia malam kemenangan, kubuka gawaiku dan mulai berselancar menjelajah dunia lewat benda mini ajaib ini. Berita selebritis yang gagal merayakan momen mudik sebab pandemi, ragam iklan situs belanja online menawarkan diskon banting harga aneka produk dan pernik khas lebaran hingga kemacetan sejumlah titik rawan di tanah air, semuanya tersaji lengkap di portal berita online yang tengah kubaca. Tak ada yang istimewa, hingga mataku bersirobok dengan berita duka menyayat hati. Gaza diserang kembali malam ini.
Hamzah Nassar, demikian nama yang tersemat pada bocah sebelas tahun itu. Ia menjadi salah satu korban yang berpulang sebelum sempat menyantap halawiyat lezat menu berbuka puasanya. Hidangan syahid menjemputnya kala Gaza memerah saga. Ia pergi dengan seutas senyum yang membawa rasa entah.
Siapa tak cemburu? Aku merasa kerdil seketika. Apalagi hatiku. Penuh jelaga pekat tanpa rongga. Betapa aku telah menabur garam di atas luka saudaraku. Aku yang beberapa menit lalu telah jumawa, merasa telah memenangkan peperangan hebat tiga puluh hari. Nyatanya tiada seujung kuku dengan perjuangan mereka di belahan bumi sana.
Lidahku mendadak kebas. Tiada lagi hasrat membuncah untuk semangkuk opor dan rendang esok hari. Terngiang paradoks air mata kehilangan yang berpacu di antara genangan sungai darah di bumi Palestina.
#fiksimini
#2r_talkfiksiminichallenge
#syawal
EPILOG
Mengenang tragedi berdarah serangan Gaza di penghujung Ramadhan tahun lalu dimana menelan sejumlah korban jiwa, tak terkecuali anak-anak.
Duka mendalam untuk tragedi berdarah serangan Gaza yang menelan sejumlah korban jiwa, tak terkecuali anak-anak. Semoga saudara-saudara kita di sana selalu dalam perllndungan Allah SWT
BalasHapusApalah kita ya Mbak kalau melihat tragedi di Gaza sana😭 Semoga mereka mati dalam keadaan syahid, Allah ampuni segala dosa-dosa mereka dan ditempatkan di tempat terbaikNya. Aamiin
BalasHapusdibandingkan dengan saudara kita di Gaza, kita memang ga ada apa-apanya. Kita harus senantiasa bersyukur dengan kondisi kita sekarang dengan cara memaksimalkan ibadah. Kalau masih malas beribadah, entah udzur apa yang bisa kita sampaikan saat hari pembalasan kelak.
BalasHapusIkut pilu merasakan duka derita saudara kita di Palestina sana. Iya, apalah kita yang tak ada seujung kukunya perjuangan mereka yang berada di daerah konflik seperti itu.
BalasHapusSelalu sedih dan merasa tidak ada apa-apanya dibanding dengan pejuang di Gaza.
BalasHapusDari mulai anak-anak hingga dewasa, laki-laki hingga perempuan, semua berjihad di jalan Allah.
Semoga Allah muliakan saudara-saudari kita yang meninggal membela agama Allah.
Wah diikutin challenge di IG 2RTalk mb Riawani Elyta ya? gimana menang kah? Semangat terus nulisnya ya.
BalasHapusSedih bayangin gimana keadaan di Gaza, ketika mau idul fitri tetapi gak bisa sebebas di sini saat mau merayakannya.
Kita sangat beruntung ya tinggal di negara Indonesia yang cukup aman sehingga dapat merayakan lebaran dengan tenang, sementara saudara kita di sana di Gaza tidak sebabas kita dalam merayakan Idul Fitri ini
BalasHapusSedih yaa kalau mendengar berita dari Palestina. Kita yang mudah untuk beribadah di sini, semoga bisa selalu mengulurkan tangan untuk mereka, setidaknya doa2 di setiap sholat.
BalasHapusBener mbak, rasanya kita nggak ada apa-apanya dibandingkan saudara-saudara kita di Gaza. Jangan putus berdoa untuk mereka disana.
BalasHapusBagaimana proses perjuangan Nassar ini, Mbak? Tidak mau kalah dengan mereka, bismillah semoga optimal berjuang di ranah literasi.
BalasHapusBagus banget fiksi mininya Mbak. Keren, karena konfliknya dapat walau konflik dari diri si "Aku" yaa
BalasHapusKalau ikutan fiksi mini challenge gini seru ya, Mbak. Jadi keluar ide dan lebih terasah mengolah katanya. Tertantang karena fiksinya mesti memenuhi kriteria fiksi mini.
BalasHapusGaza, negeri para Nabi. Semoga Allah anugerah kan kemenangan umat Islam di sana. Aamiin
BalasHapusSelalu sedih dan merasa tidak ada apa-apanya kesusahan dan kesedihan yang kita alami dibanding dengan pejuang di Gaza.
BalasHapusmemang kita harus banyak-banyak bersyukur ya. meskipun diterjang pandemi, penderitaan di sini sepertinya tidak sebanding dengan di gaza.
BalasHapusSemua akan menuju akhir, tapi tidak ada yang tau kita menuju akhir bagaimana. Semoga kita semua menuju akhir dalam keadaan khusnul khatimah ya
BalasHapusMembaca cerita para pejuang di Gaza selalu membuat hati kita pilu ya, mbak. Sebagai sesama muslim tentunya kita berharap Gaza dan Palestina bisa segera damai dari serangan israel
BalasHapus